Netizen Indonesia Jadi Sasaran Empuk Penjahat Siber, Kok Bisa?

Akbar Evandio
Kamis, 10 Juni 2021 | 16:09 WIB
Ilustrasi kejahatan siber./Reuters-Kacper Pempel
Ilustrasi kejahatan siber./Reuters-Kacper Pempel
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kaspersky, perusahaan keamanan siber global, menemukan pengguna internet Indonesia masih menjadi daya tarik bagi para para penjahat dunia maya.

Laporan Kaspersky untuk kuartal I/2021 menunjukkan sebanyak 25,7 persen pengguna komputer di Indonesia hampir terkena serangan berbasis web. Sementara, lebih dari sepertiga pengguna yaitu 38,3 persen menjadi target ancaman siber lokal.

“Pada Januari-Maret 2021, Kaspersky mendeteksi dan memblokir sebanyak 9.639.740 ancaman siber berbeda yang ditularkan melalui internet pada komputer pengguna di Indonesia,” katanya, Kamis (10/6/2021).

Dia melanjutkan, data tersebut menempatkan Indonesia di posisi ke-56 dunia dalam hal bahaya yang muncul saat berselancar di web. Kemudian, turut mengartikan adanya peningkatan 20 persen daripada periode yang sama tahun lalu dengan 8.026.877 ancaman terdeteksi di Tanah Air.

Dia menjelaskan metode yang paling umum digunakan untuk ancaman web dapat dilakukan dengan beberapa cara, pertama, memanfaatkan kerentanan di browser dan plugin-nya (unduhan drive-by). Adapun, infeksi dalam jenis serangan ini terjadi saat mengunjungi situs web yang terinfeksi, tanpa intervensi apa pun dari pengguna dan tanpa sepengetahuan mereka.

Kedua, menggunakan metode paling sederhana yang masih efektif, rekayasa sosial, di mana pengguna harus mengunduh file berbahaya ke komputer mereka. Ini akan melibatkan sisi psikologis pengguna dan hacker atau peretas berperan membuat korban percaya bahwa mereka mengunduh file program yang sah.

Selain itu, penggunaan statistik infeksi lokal untuk komputer pengguna turut menjadi indikator kesadaran keamanan siber yang sangat penting, karena jumlah worm dan file virus yang muncul adalah penyebab insiden gegabah itu.

“Data Kaspersky menunjukkan seberapa sering pengguna menjadi sasaran penyebaran malware melalui drive USB, CD dan DVD yang dapat dilepas, dan metode luring lainnya,” ujarnya.

Territory Manager untuk Indonesia di Kaspersky Dony Koesmandarin menambahkan untuk kuartal I/2021, Kaspersky mendeteksi sebanyak 23.594.930 insiden lokal di komputer partisipan Kaspersky di Indonesia.

“Secara keseluruhan, 27,7 persen pengguna di Indonesia hampir terinfeksi oleh ancaman lokal selama periode tersebut. Namun, ini merupakan penurunan 18 persen daripada periode yang sama tahun lalu dengan 28.885.114 insiden,” katanya.

Dia melihat Indonesia memiliki potensi besar untuk pertumbuhan di masa depan dengan pembangunan infrastruktur dan adaptasi teknologinya.

“Indonesia dapat bergerak maju dan merangkul kekuatan teknologi dan internet dengan aman. Selama sistem terlindungi dengan baik dan orang-orang sekitar makin terlatih dan sadar akan kepentingan keamanan siber,” kata Dony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper