Bisnis.com, JAKARTA – PT. Zyrexindo Mandiri Buana menyatakan kelangkaan cip dan juga material pendukung lain memberikan potensi kenaikan harga di pasar laptop.
Pendiri dan Direktur Utama Zyrex Timothy Siddik mengatakan terdapat potensi kenaikan harga laptop di kisaran 40—50 persen. Tetapi, perusahaan tidak dapat menaikkan harga produknya.
“Kelangkaan harga naik 40—50 persen, tetapi kami tidak bisa menaikkan harga laptop kami karena jadi merubah segmen pasar kami. Strategi kami lebih ke efisiensi dan untuk mendapatkan produk serta melakukan prediksi agar vendor bisa memberikan penanganan yang taktis untuk keadaan saat ini,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (16/4/2021).
Menurutnya, implikasi kelangkaan cip ini memang lebih panjang karena diprediksi bisa berlangsung hingga semester I/2022. Hal ini pun akan berdampak bagi sisi harga dan daya beli masyarakat.
“Tantangan berat kali ini, tetapi kami melihat ada satu kesempatan karena ketika ada kelangkaan, merek lokal bisa mengambil peluang ini untuk menghadirkan lebih banyak produk dan meningkatkan pangsa pasar,” katanya.
Menurut catatan Bisnis, Timothy menyatakan perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasarnya di angka 5—6 persen pada 2021. Sebab, perusahaan memiliki strategi untuk lolos dari tantangan kelangkaan pasokan.
“Untuk memenuhi kapasitas pasokan kami masih bisa memenuhinya. Memang, kelangkaan pasokan turut dialami oleh Zyrex, tetapi kami sudah memesan kebutuhan kami sampai Desember 2021. Bahkan, [pasokan] hingga Juni 2021 kami sudah aman,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (30/3/2021).
Berdasarkan laporan terbaru dari firma riset International Data Corporation (IDC) menunjukan pada kuartal I/2021 dilaporkan pengapalan PC mengalami peningkatan yang cukup drastis, yakni ada di angka 55,2 persen di seluruh dunia.
Dilaporkan, industri PC telah mengirimkan 83.981 juta perangkat pada kuartal pertama tahun ini. Meski demikian, jumlah ini dilaporkan menurun sekitar 8 persen jika dibandingkan dengan kuartal keempat 2020.