Bisnis.com, JAKARTA – Peta persaingan pasar laptop diperkirakan mengalami perubahan signifikan pada tahun ini. Sebab, stok komponen cip semikonduktor global dilaporkan mengalami kelangkaan.
Pendiri dan pemerhati gawai dari komunitas Gadtorade Lucky Sebastian mengatakan dampak dari fenomena tersebut tidak hanya berefek pada bisnis ponsel pintar, tetapi bisnis laptop ikut terkena imbasnya yang berdampak pada meningkatnya harga laptop.
“Tren ini terus menunjukkan angka kenaikkan di sisi harga, karena pandemi Covid-19 sampai sekarang belum lewat, dan laptop merupakan salah satu perangkat yang dibutuhkan untuk menunjang produktivitas selama pandemi berlangsung,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (16/4/2021)
Dia menjelaskan kelangkaan tersebut bermula lantaran di awal pandemi banyak produksi, termasuk chipset dihentikan, dari bahan baku hingga barang jadi. Belum lagi kejadian alam seperti badai salju yang memutus aliran listrik di Texas sehingga membuat pabrikan cip dari Samsung turut terkendala.
Tidak hanya itu, permintaan cip tidak hanya dialami oleh laptop, pc, dan ponsel pintar, tetapi juga industri elektronik rumah tangga dan otomotif.
Kelangkaan juga diperparah dengan majunya industri mobil listrik yang sekarang sedang diminati, di mana berbagai macam cip dibenamkan di kendaraan listrik ini.
“Permintaan juga meningkat untuk peralatan elektronik rumah tangga, karena semakin banyak orang tinggal di rumah, seperti televisi, alat memasak, kulkas yang lebih besar, robot vakum, dan lain sebagainya,” katanya.
Menurutnya, sementara kebutuhan makin besar, pabrikan chipset dunia sampai sekarang terbatas, bahkan tidak banyak yang mau terjun di bisnis ini karena investasinya sangat besar dan butuh waktu tahunan untuk bisa mulai beroperasi.
“Jadi, kelangkaan chipset pun tidak bisa serta merta segera ditanggulangi dengan membuat pabrik baru. Kemungkinan terbaik adalah pabrikan yang sudah ada, memperluas atau menambah area dan mesin baru untuk menaikkan angka produksinya. Namun, peralatan produksi chipset, terutama teknologi tinggi seperti EUV , juga terbatas,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia melihat untuk brand laptop, diperkirakan ada pergantian posisi dalam memimpin pasar. HP akan menjadi produsen peringkat pertama yang menggeser Lenovo karena selama 2020 tren pangsa pasar HP naik, sedangkan Lenovo justru turun.
Sebaliknya, peringkat berikutnya akan tetap ditempati oleh Dell di posisi ketiga, kemudian Apple dan Acer.
Berdasarkan laporan terbaru dari firma riset International Data Corporation (IDC), pada kuartal I/2021 dilaporkan pengapalan PC mengalami peningkatan yang cukup drastis, yakni ada di angka 55,2 persen di seluruh dunia.
Data yang sama menunjukkan industri PC telah mengirimkan 83.981 juta perangkat pada kuartal pertama tahun ini. Meski demikian, jumlah ini dilaporkan menurun sekitar 8 persen jika dibandingkan dengan kuartal keempat 2020.
Menariknya, data tersebut turut mencatatkan sebagian besar pemasok PC di posisi 5 teratas menunjukkan pertumbuhan penjualan unit PC lebih dari 50 persen dari tahun ke tahun.
Lenovo masih menjadi pemimpin pasar dengan menjual 20,4 juta perangkat dan menguasai pangsa pasar sebesar 24,3 persen. Disusul oleh HP yang berada di urutan kedua dengan pengiriman 19,237 juta perangkat dan memiliki 22,9 persen pangsa pasar.
Dell menempati posisi ketiga dengan pengiriman 12,946 juta perangkat dengan pangsa pasar 15,4 persen. Apple mengikuti di posisi keempat dengan mengirimkan 6.692 juta Mac dan memiliki pangsa pasar 8 persen.
Sementara itu, Acer ada di posisi kelima dengan pengapalan 5,837 juta perangkat dan memiliki pangsa pasar 7 persen.