e-Commerce dan Dompet Digital Wajib Manfaatkan Subsidi Ongkir

Akbar Evandio
Selasa, 13 April 2021 | 01:00 WIB
Ilustrasi startup/
Ilustrasi startup/
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan di bidang dagang elektronik (e-commerce) dan dompet digital dinilai perlu menghadirkan ragam fitur atau promosi untuk menjawab kebijakan pemerintah terkait dengan subsidi ongkos kirim (ongkir).

Sekadar catatan, Pemerintah tengah menyiapkan Rp500 miliar untuk subsidi biaya ongkos kirim di Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) saat Lebaran 2021.

Selain Harbolnas dengan subsidi bebas ongkirnya, pemerintah juga mengupayakan bangkitnya ekonomi nasional melalui penyaluran tunjangan hari raya (THR). Perusahaan pun diminta membayarkan THR secara tepat waktu karena pemerintah beranggapan telah memberikan sejumlah insentif usaha.

Adapun, bila THR disalurkan dengan tertib, pemerintah memprediksi ada aliran dana hingga Rp215 triliun yang mengalir ke pasar. Tentu, angka ini mengasumsikan seluruh karyawan ramai-ramai membelanjakan THR yang diterimanya.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan momentum tersebut perlu dimanfaatkan dengan menghadirkan fitur khusus untuk menggenjot penjualan merchant lokal.

“Pemain perlu hadirkan kanal khusus untuk produk Indonesia, memunculkan pilihan untuk belanja produk Indonesia di layar utama aplikasi terkait untuk e-commerce dan bagi dompet digital beri promosi tertentu untuk pembelian produk dalam negeri, agar momentum ini menjadi domino yang tidak hanya menguntungkan bagi platform, tetapi juga merchant lokal di dalamnya,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (12/4/2021).

Selain itu, dia mengatakan antisipasi yang bisa dilakukan adalah koordinasi yang lebih masif, promo, dan kolaborasi dengan sektor lain agar ekosistem penunjang dapat dipersiapkan dengan para pemain lainnya untuk menghadapi lonjakan transaksi.

“Diharapkan ada banyak partisipasi dari UMKM dan produk lokal. Jadi seharusnya perlu ada usaha dari pemain selain menangkap peluang peningkatan pendapatan Ramadan dan Lebaran ini, tetapi menguatkan ekosistem pasar secara keberlanjutan,” ujar Edward.

Berdasarkan riset Neurosensum bertajuk Ramadhan Survey 2021, menyebutkan sinyal peningkatan pembelian yang dilakukan oleh konsumen menjelang Ramadan. Laporan tersebut menunjukan aktivitas belanja daring pada Ramadan 2021 akan meningkat menjadi 37 persen dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 33 persen.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper