Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan modal ventura PT Mandiri Capital Indonesia meyakini aktivitas penyuntikan dana oleh pemodal terhadap perusahaan rintisan pada kuartal II/2021 akan lebih agresif.
Direktur Utama Mandiri Capital Eddi Danusaputro mengatakan perusahaan tengah melirik dua sektor untuk disuntikkan dana.
“[Kami] MCI sedang melirik insurtech dan healthtech juga,” katanya saat dihubungi Bisnis, Minggu (11/4/2021).
Eddi menjelaskan langkah investasi modal ventura biasanya mengikuti startup di sektor yang tengah disorot pemerintah. Sebab, dari sana akan muncul tren baru dengan harapan valuasi startup tersebut melonjak karena perannya dibutuhkan untuk mendongkrak perekonomian nasional.
Adapun, terkait insurtech, berdasarkan catatan Bisnis masih menjadi salah satu startup teknologi finansial (fintech) potensial yang belum ada dalam portofolio fintech yang mendapat gelontoran dana Mandiri Capital.
Berapa nama fintech populer telah berada dalam portofolio MCI, antara lain, fintech payment pelat merah LinkAja, dan beberapa nama besar pemain fintech peer-to-peer (P2P) lending, yaitu Amartha, KoinWorks, Investree, dan Crowde.
Mandiri Capital juga berinvestasi ke platform kasir digital iSeller dan Yokke, dompet digital DAM, dan financial planning Halofina, beberapa payment gateway seperti PTEN, Cashlez, juga Gojek yang memiliki layanan GoPay, serta Mekari yang termasuk platform SaS, tapi memiliki layanan keuangan pembukuan dan akuntansi UMKM secara digital.
Lebih lanjut, Eddi mengatakan tren secara umum bagi pertumbuhan investasi pada 2021 akan terdongkrak oleh meredanya pandemi, khususnya terus meningkatnya program vaksinasi Covid-19 oleh pemerintah.
“Prediksi kami [pendanaan] pada kuartal II/2021 akan meningkat seiring dengan pulihnya ekonomi karena program vaksinasi dan faktor lainnya,” katanya.
Eddi pun memerinci secara umum, sektor-sektor potensial yang akan dilirik oleh pemodal adalah logistik, edutech, healthtech, dan grocery.
“Selain itu ada emerging sectors seperti digitalisasi umkm, social commerce, dan foodtech,” kata Eddi
Berdasarkan laporan Cento Ventures menunjukkan, pendanaan ke startup Asia Tenggara mencapai US$8,2 miliar pada 2020.
Berdasarkan nilainya, Indonesia berkontribusi 70 persen terhadap total pendanaan. Lalu Singapura (14 persen), Malaysia (5 persen), Thailand (5 persen), Vietnam (4 persen), dan Filipina (2 persen).