Pesawat Luar Angkasa Arab Mendekat ke Orbit Mars, Sejarah Baru

Syaiful Millah
Selasa, 9 Februari 2021 | 19:08 WIB
Pesawat luar angkasa Hope
Pesawat luar angkasa Hope
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah pesawat luar angkasa dari Uni Emirat Arab (UEA) akan mendekat ke orbit di sekitar Mars dalam misi antarplanet Arab yang pertama. Satu dari tiga penjelajah robotik itu akan tiba di Planet Merah dalam satu setengah pekan ke depan.

Dilansir dari Bloomberg, Selasa (9/2) pengorbit yang disebut Amal, Arabic for Hope melakukan perjalanan sejauh 300 juta mil dalam hampir 7 bulan untuk sampai ke Mars, dengan tujuan memetakan atmosfer planet sepanjang musim.

Pengorbit kombinasi dan pendarat dari China berada di belakangnya, dijadwalkan mencapai planet itu pada Rabu besok. Ini akan mengelilingi Mars sampai penjelajah itu terpisah dan mencoba mendarat di permukaan pada bulan Mei untuk mencari tanda-tanda kehidupan kuno.

Penjelajah Amerika Serikat bernama Perseverance akan bergabung dengan kelompok pada minggu berikutnya, bertujuan untuk melakukan pendaratan pada 18 Februari. Ini akan menjadi leg pertama dalam proyek AS-Eropa untuk membawa batuan Mars kembali ke Bumi guna diperiksa.

Sekitar 60 persen dari semua misi Mars berakhir dengan kegagalan, entah itu menabrak sesuatu, terbakar, atau gagal sebagai bukti kompleksitas perjalanan antarplanet dan kesulitan untuk mendarat melalui atmosfer tipis Mars.

Jika berhasil, China akan menjadi negara kedua yang berhasil mendarat di Planet Merah itu. Amerika Serikat telah melakukannya delapan kali, yang pertama hampir 45 tahun lalu. Sebuah penjelajah dan pendarat NASA masih bekerja di permukaan.

Bagi Uni Emirat Arab, ini adalah usaha pertama negara itu di luar orbit Bumi, menjadikan penerbangan itu sebagai kebanggaan nasional. Selama beberapa hari, bangunan terkenal di negara itu termasuk Burj Khalifa menyala merah untuk menandai kedatangan Amal. Tahun ini adalah peringatan 50 tahun berdirinya negara tersebut, memberikan lebih banyak perhatian pada pesawat luar angkasa mereka.

Stasiun cuaca langit bertujuan untuk orbit Mars yang sangat tinggi yaitu 13.670 mil kali 27.340 mil atau sekitar 22.000 kilometer kali 44.000 kilometer. Itu diatur untuk bergabung dengan enam pesawat ruang angkasa yang sudah beroperasi di sekitar Mars: tiga milik AS, dua dari Eropa dan satu dari India.

Amal diharapkan melakukan serangkaian putaran dan tembakan mesin yang rumit dan berisiko tinggi untuk bermanuver ke orbit. Sarah Al-Amiri, menteri teknologi dan ketua badan antriksa UEA mengatakan risikonya besar, jika ada sesuatu yang tidak beres maka mereka akan kehilangan pesawat luar angkasa itu.

Keberhasilan akan menjadi dorongan luar biasa bagi ambisi luar angkasa UEA. Astronot pertama negara itu meroket ke luar angkasa pada 2019, menumpang ke International Space Station bersama Rusia. Waktu itu, sekitar 58 tahun setelah Uni Soviet dan AS meluncurkan astronot.

Dalam mengembangkan Amal, UEA memilih berkolaborasi dengan mitra yang lebih berpengalaman daripada melakukannya sendiri atau membeli pesawat ruang angkasa di tempat lain. Para insinyur dan ilmuwannya bekerja denganpeneliti di University of Colorado, the University of California at Berkeley dan Arizona State University.

Pesawat ruang angkasa itu dirakit di Boulder, Colorado, sebelum dikirim ke Jepang untuk diluncurkan Juli lalu. Ketiga pesawat ruang angkasa dalam perjalanan ke planet merah itu lepas landas dalam beberapa hari satu sama lain, mengambil keuntungan dari penyelarasan Bumi dan Mars yang dekat.

Amal yang seukuran mobil menelan biaya US$200 juta untuk dibangun dan diluncurkan, belum tidak termasuk biaya pengoperasian di Mars. Ekspedisi China dan AS jauh lebih rumit - dan mahal - karena penjelajah mereka. Misi Perseverance NASA bernilai sekitar US$3 miliar.

UEA, sebuah federasi dari tujuh skeikhdom, mencari Amal untuk memicu imajinasi para ilmuwan negara dan kaum mudanya serta membantu mempersiapkan masa depan ketika minyak habis. Omran Sharaf, manajer proyek Amal mengatakan misi ini tidak hanya untuk mencapai Mars, tapi untuk tujuan yang jauh lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper