Grab Kuasai Pasar Layanan Pesan-Antar Makanan Kalahkan Gojek

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 28 Januari 2021 | 14:58 WIB
Pengemudi Ojek Online membeli pesanan makanan yang diorder dari aplikasi di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Pengemudi Ojek Online membeli pesanan makanan yang diorder dari aplikasi di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Momentum Works, perusahaan konsultan yang bermarkas di Singapura, menyatakan nilai total volume transaksi (gross merchandise volume/GMV) layanan pesan-antar makanan di Indonesia mencapai US$3,7 miliar pada 2020. Grab mengusai 53 persen pangsa pasar layanan pesan-antar makanan di Indonesia dan Gojek 47 persen.

Chief Executive Officer Momentum Works Jianggan Li mengatakan dengan GMV US$3,7 miliar, Indonesia menjadi pasar layanan pesan-antar makanan terbesar di Asia Tenggara pada 2020. Indonesia unggul atas Thailand (US$2,8 miliar), Singapura (US$2,4 miliar), Filipina (US$1,2 miliar), Malaysia (US$1,1 miliar), dan Vietnam (US$0,7 miliar).

Adapun jika digabungkan GMV layanan pesan-antar makanan di enam negara besar Asia Tenggara, menurut Laporan Momentum Works yang berjudul Food Delivery Platforms in Southeast Asia, totalnya mencapai US$11,9 miliar pada 2020.

Laporan tersebut juga menyebutkan Grab yang mengoperasikan layanan GrabFood di enam pasar Asia Tenggara menyumbang US$5,9 miliar GMV secara regional, dan gojek yang mengoperasikan Gofood di Indonesia, Thailand, dan Vietnam, menyumbang total GMV sebesar US$2 miliar. Secara pangsa pasar, Grab tampil lebih dominan di Indonesia dibandingkan dengan Gojek.

“Grab memegang 53 persen pangsa pasar layanan pesan-antar makanan di Indonesia, diikuti oleh Gojek sebesar 47 persen,” kata dalam konferensi virtual, Kamis (28/1/2021).

Li juga berpendapat sebagian besar pertumbuhan layanan pengiriman makanan pada 2020 akan bersifat permanen mengingat adanya tren digitalisasi dan perubahan perilaku konsumen karena pandemi Covid-19.

Dia meyakini prospek layanan pesan-antar makanan di Indonesia gemilang, meskipun kemungkinan memakan waktu beberapa tahun sebelum sektor ini dapat diadopsi secara massal.

“Pemain layanan pesan-antar makanan harus memiliki strategi jangka panjang agar dapat memanfaatkan peluang di pasar yang sangat besar ini secara optimal,” kata Li.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper