Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) meyakini bahwa kehadiran jaringan 5G mampu membuat industri telekomunikasi makin cuan pada tahun depan.
Ketua Umum Apjatel, Muhammad Arif mengatakan meski 5G memiliki kecepatan yang tinggi dan digadang-gadang akan menggantikan layanan internet tetap (fixed broadband), pasar intenet tetap tak akan terpengaruh.
Layanan internet tetap memiliki keunggulan unlimited sehingga sangat murah untuk mendukung aktivitas masyarakat dalam menggunakan internet di perumahan dan perkantoran. Keduanya, menurutnya, juga memiliki pasar yang berbeda.
“Meski 5G cepat, kalau kita gunakan terus di rumah, bayar pulsanya kan mahal juga karena tidak unlimited, jadi ini beda penggunaan,” kata Arif kepada Bisnis.com, beberapa waktu lalu.
Arif justru berpendapat bahwa hadirnya 5G akan membuat bisnis industri penyelenggara jaringan terdongkrak. Pasalnya, untuk menghadirkan 5G dibutuhkan serat optik yang dapat mengantarkan internet dengan kapasitas besar.
Dengan jumlah Base Transceiver Station (BTS) yang diperkirakan bertambah – karena hadirnya teknologi baru – maka permintaan penggelaran jaringan serat optik pun akan bertambah. Arif belum dapat memperkirakan jumlah penambahan serat optik untuk 5G pada tahun depan.
“Jarak antar BTS mungkin akan dekat, sekitar 300 meter, maka akan ada tambahan BTS agar jaringan 5G nya lebih merata, di tempat BTS baru itu nantinya akan ada serat optik,” kata Arif.
Adapun mengenai tantangan yang akan dihadapi oleh para pemain serat optik, kata Arif, adalah kebijakan pemerintah daerah yang kerap menarik retribusi dengan nilai yang besar.
Arif pun meminta kepada pemerintah dan pemangku kepentingan agar gencar dalam menyosialisasikan rencana penggelaran 5G. Tujuannya agar pemerintah daerah sadar mengenai manfaat 5G terhadao wilayah mereka.