Bisnis.com, JAKARTA — PT XL Axiata Tbk. menilai pandemi Covid-19 yang masih terjadi hingga saat ini berpotensi memicu perang harga layanan antaroperator seluler.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan bahwa perang harga akan makin marak terjadi. Operator seluler berlomba mengeluarkan paket unlimited guna menarik pelanggan baru di tengah daya beli yang melemah akibat pandemi Covid-19.
Kondisi perang harga, kata Dian, hakikatnya tidak diinginkan oleh industri telekomunikasi. Para pelaku ingin agar persaingan berada pada harga yang rasional dan wajar.
"Perang harga sedang terjadi berkepanjangan sampai tahun depan," kata Dian dalam konferensi pers virtual, Jumat (6/11/2020).
Dian menuturkan bahwa industri telekomunikasi turut terdampak oleh pandemi Covid-19. Operator seluler sulit menentukan perkiraan seiring dengan kondisi yang tidak menentu.
Dia memprediksi bahwa hingga akhir tahun industri telekomunikasi akan tumbuh negatif 0,8 persen dengan total pendapatan di pasar sekitar Rp136,9 triliun pada 2020.
"Secara nasional industri telekomunikasi nasional akan tumbuh negatif pada tahun ini dan tahun 2021 diperkirakan belum pulih sepenuhnya," kata Dian.
Pertumbuhan negatif tersebut disebabkan oleh dua faktor. Pertama, Indonesia masih dilanda Covid-19 gelombang pertama. Kedua, Potensi perang harga yang makin sengit karena Covid-19.
Adapun, dari sisi pendorong, kehadiran UU Cipta Kerja yang memberi kepastian frekuensi perusahaan yang merger dan akuisisi serta diperbolehkannya berbagi infrastruktur aktif dan pasif, akan menjadi daya tarik bagi industri untuk tumbuh.