Bisnis.com, JAKARTA – Ponsel pintar dengan model zaman dulu (jadul) diperkirakan akan dilakukan oleh beberapa produsen ponsel untuk menghadirkan nuansa nostalgia bagi pengguna.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI) Ina Hutasoit mengatakan bahwa salah satu landasan ponsel mengaplikasi model lama dengan ragam pembaruan dikarenakan faktor pandemi Covid-19.
“Sepertinya [model lama mulai digunakan], karena pandemi yang kemungkinan akan tuntas sampai akhir tahun depan, dan perkiraan bisnis kembali normal pada 2022, jadi bisa dimengerti banyak brand yang mengulangi keberhasilan tipe ponsel yang lalu untuk rilis pada 2021,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (14/10/2020).
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa untuk penjualan model lama yang diperbarui ini, tidak akan seagresif saat rilis model terbaru, tetapi menjadi langkah yang baik dibandingkan tidak mengeluarkan produk sama sekali.
“Untuk memelihara brand [ini baik dilakukan], daripada tidak ada produk baru sama sekali,” katanya.
Sekedar catatan, iPhone 12 resmi diluncurkan oleh Apple dengan empat varian iPhone, yaitu iPhone 12 "reguler", iPhone 12 Pro, iPhone 12 Pro Max, dan iPhone 12 Mini pada Rabu (14/10/2020) dini hari.
Namun, beberapa warga net mengeluhkan bahwa model pada iPhone 12 ini menyerupai desain iPhone 5 dengan bermodal tambahan kamera iPhone 11.
Selain itu, pemilik lisensi ponsel Nokia, HMD Global merilis dua ponsel fitur Nokia 215 4G dan Nokia 225 4G
Untuk diketahui, gawai buatan Finlandia ini mempertahankan faktor bentuk ponsel generasi sebelumnya dengan input berbasis tombol dan layar kecil.
Hal ini mengisyaratkan bahwa Nokia terkesan ingin memberikan ciri khas ponsel gaya jadul pada produk terbarunya ini.
Market Analyst International Data Corporation Indonesia (IDC) Indonesia, Risky Febrian menilai untuk Apple sendiri, mereka sudah menggunakan model desain mengotak seperti itu sejak iPad Pro 2018.
“[Saat itu Apple] mendapatkan respon yang sangat positif dari pasar. Kami melihat bahwa Apple ingin mengaplikasikan desain yang sama ke produk iPhone nya,” katanya.
Sementara itu, katanya, untuk Nokia, bentuk ponsel candybar masih dipertahankan untuk produk Feature Phone karena memang bentuk ini hanya membutuhkan ongkos produksi yang sangat minim. Alhasil harga jualnya bisa lebih terjangkau dibandingkan produk smartphone yang sudah menggunakan desain dengan layar penuh.
Dia melihat bahwa untuk arah model ponsel pintar pada 2021, para vendor akan terus berupaya meningkatkan screen to body ratio pada produknya.
“Contohnya dengan memperkecil bezel pada display, dan memperkecil cut-out kamera depan. Dari sisi form factor baru seperti foldable, perkembangannya masih terbatas karena harga komponennya masih sangat tinggi, sehingga belum akan tersedia secara masif,” ujarnya