Bisnis.com, JAKARTA - Pada sebuah jurnal yang dipublikasikan 18 September lalu, peneliti menyebutkan setidaknya ada 24 planet lebih "layak huni" dibandingkan Bumi di luar tata surya.
Peneliti telah mengidentifikasi lebih dari 4.000 eksoplanet dan menemukan setidaknya 24 atau dua lusin planet layak huni diukur dari sejarah alam Bumi disampaikan dalam jurnal Astrobiologi yang dipublikasikan liebertpub.com.
Studi ini dilakukan oleh geobiologis dengan keahlian kelayakan huni planet Schulze-Makuch, astronom untuk Penelitian Tata Surya Institut Max Planck René Heller dan Edward Guinan dari Villanova University untuk mengidentifikasi kriteria layak huni dan pencarian kandidat yang baik diantara 4500 eksoplanet di luar tata surya diungkapkan website Washington State University (WSU).
Baca Juga NASA Ajak Sukarelawan Cari Exoplanet |
---|
Studi yang dipimpin oleh ilmuan Dirk Schulze-Makuch menjelaskan yang termasuk dalam kategori "layak huni" yaitu termasuk planet-planet yang lebih tua, sedikit lebih besar, sedikit lebih hangat dan kemungkinan lebih lembab dibandingkan Bumi.
"Kita harus fokus kepada planet dengan kondisi yang menjanjikan untuk kehidupan yang kompleks. Namun kita harus berhati-hati untuk tidak terpatok mencari Bumi kedua karena kemungkinan ada planet yang mungkin lebih cocok untuk hidup dibandingkan planet kita," ungkap Schulze-Makuch seorang profesor WSU dan Universitas Teknik di Berlin.
Oleh karena itu peneliti menggukan parameter lingkungan layak huni yang telah dimodifikasi oleh Schulze-Makuch, dan Irwin dalam penelitian ini meliputi perhitungan temperatur, pH, aktivitas air, kadar oksigen, tekanan, radiasi, dan kandungan kimia.
Baca Juga Radar Tangkap Ada 3 Danau di Planet Mars |
---|
"Menggunakan sejarah Bumi sebagai petunjuk variasi sifat planet sebagai kelayakan huni dan hidup akan secara tidak sengaja memberikan bias bumi-senter yang kuat. Namun kami hanya memiliki Bumi sebagai informasi yang relevan," tulis jurnal bertema Astrobiologi ini.
Dalam jurnalnya, peneliti memberikan catatan bahwa planet-planet ini mungkin layak huni tetapi tidak ada kehidupan karena sumber kehidupannya tidak pernah terjadi. Ini mungkin karena kendala lingkungan untuk sumber kehidupan lebih ketat dibandingkan daya hidup.
Dua lusin planet layak huni ini berjarak lebih dari 100 tahun cahaya. Schulze mengungkapkan studi ini bisa menolong observasi yang akan datang seperti dari Teleskop Luar Angkasa James Web NASA, Observatorium Luar Angkasa LUVIOR dan Teleskop Luar Angkasa European Space Agency PLATO.
Peneliti menyebutkan planet sempurna yang dapat dihuni manusia berada di orbit di sekitar bintang katai K, yang merupakan bintang relatif kecil yang sedikit lebih dingin dari matahari kita (yang dianggap sebagai katai kuning).
Kemudian, berusia sekitar 5 miliar hingga 8 miliar tahun, ukurannya sekitar 10% lebih besar dari Bumi, suhu sekitar 9 F (5 C) lebih hangat dari Bumi, rata-rata lembab dengan suasana 25% sampai 30% oksigen, dengan tanah dan air yang tersebar.
Planet yang sempurna untuk dihuni juga akan memiliki lempeng tektonik atau proses geologi serupa untuk mendaur ulang mineral dan nutrisi melalui kerak bumi dan untuk menciptakan habitat dan topografi yang beragam, dan akan memiliki bulan antara 1% dan 10% dari ukurannya yang mengorbit dengan jarak sedang.
Tetapi, peneliti mengatakan tidaklah mungkin untuk mengevaluasi exoplanet yang jauh berdasarkan semua kriteria ini. Misalnya, tidak ada cara untuk menghitung luas daratan sebuah planet ekstrasurya, apalagi bagaimana distribusinya.
Tetapi berdasarkan faktor-faktor yang dapat diukur, seperti jenis bintang dan radius planet, para peneliti mengasah objek yang tampaknya memenuhi kriteria tersebut dan telah ditemukan oleh teleskop Kepler sebanyak 24 obyek tadi.
Dua dari 24 telah dikonfirmasi sebagai exoplanet (Kepler 1126 b dan Kepler-69c), sementara beberapa lainnya mungkin obyek palsu yang tidak berubah menjadi planet. Dari 24 objek itu, sembilan mengorbit di sekitar tipe bintang yang tepat, 16 berada dalam rentang usia yang tepat, dan lima berada dalam rentang suhu yang tepat.
Hanya satu kandidat, KOI 5715,01, yang berada dalam kisaran yang tepat untuk ketiga kategori tersebut, tetapi suhu permukaan planet yang sebenarnya bergantung pada kekuatan efek rumah kaca di atmosfernya, tulis para peneliti.
24 planet yang mungkin semuanya berjarak lebih dari 100 tahun cahaya, dan beberapa mungkin terlalu jauh untuk dipelajari sekarang bahkan dengan teleskop terkuat. Kepler-69c, misalnya, berjarak lebih dari 2.000 tahun cahaya, yang berarti para astronom mungkin tidak dapat memeriksanya lebih dekat untuk mencari tanda-tanda kehidupan dalam waktu dekat.
Namun, penting untuk menunjukkan dengan tepat apa yang membuat planet "dapat dihuni", tulis Schulze-Makuch dan rekan-rekannya, karena kemungkinan salah satu planet ini akan ditemukan dalam 100 tahun cahaya. Jika demikian, tulis mereka, planet itu harus menjadi tempat pertama penduduk bumi meneliti untuk mengetahui apakah ada kehidupan lain di alam semesta.