Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Digital Kreatif Indonesia (Aditif) menilai keputusan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang akan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara total akan berefek pada beberapa sektor perusahaan rintisan (startup).
Pendiri Asosiasi Digital Kreatif Indonesia (Aditif) Saga Iqranegara melihat bahwa startup yang akan terkena imbas paling signifikan adalah perusahaan yang berfokus pada layanan permintaan, seperti travel. Hal ini karena makin rendah minat masyarakat untuk bepergian
“[Dilaksanakan kembali PSBB] lebih banyak tantangannya dibanding peluangnya,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (10/9/2020).
Baca Juga Ini Startup yang Terdampak PSBB Jilid II |
---|
Dia mengatakan bahwa beberapa startup turut melakukan diversifikasi produk. Hal ini untuk beradaptasi dan mengantisipasi PSBB yang akan diterapkan kembali pada 14 September 2020.
Lebih lanjut, dia menjelaskan untuk kasus yang ekstrem pivot bisnis kemungkinan menjadi jalan yang dipilih startup dikarenakan untuk beradaptasi hingga pelonggaran dilakukan kembali.
“Jika diperlukan ya harus pivot. Pivot tidak haram, justru bisa jadi wajib hukumnya jika situasi memaksa,” ujarnya.
Sekedar catatan, pivot bisnis adalah sebuah aktivitas pengembangan bisnis dengan mengubah model bisnis itu sendiri, tetapi tetap berpijak pada visi bisnis yang dimiliki. Istilah pivot diambil dari salah satu teknik gerakan pada olahraga basket, yaitu teknik merubah arah dengan tetap berpijak pada salah satu kaki.
Namun, Saga tetap optimis karena beberapa sektor di industri startup pun mendapat banyak peluang di masa pandemi Covid-19 dan dengan diberlakukannya PSBB secara total di Jakarta akan berpengaruh pada trafik startup tersebut.
“Terutama untuk produk teknologi edukasi [edutech], healthtech, fintech, dan lainnya. Namun, perlu didukung juga dengan permodalan dan support lainnya [dari pemerintah]. Kebanyakan pemodal ventura saat ini bermain aman dengan tidak melakukan pendanaan baru,” ujarnya.