Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan penyedia jasa internet dinilai perlu menggenjot pemasukan yang lebih banyak di sisa tahun ini, sebagai tabungan untuk memulai bisnis di tahun depan.
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jamalul Izza mengatakan perubahan pola konsumsi layanan internet dari wilayah perkantoran ke wilayah residensial telah membuat para pelaku penyedia jasa internet tertekan.
Dari sekitar 500 anggota Apjii, ucap Jamal, sebanyak 80 persen atau sekitar 400 anggota bermain di pasar korporasi. Adapun sisanya, sekitar 20 persen bermain di sektor ritel. Perubahan pola konsumsi membuat para anggota kehilangan pendapatan mereka dari sektor korporasi hingga 50 persen.
“Bisnis internet itu paling besar pemasukannya dari korporasi. Ini berdampak sekali karena hotel tutup, perusahaan tutup,” kata Jamal kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan pada sejak diterapkan kebiasaan baru, pemain jasa internet mulai merasakan dampak yang positif, seiring akitivitas perkantoran dan perhotelan yang kembali bergerak.
Tren industri jasa internet periode Juli –Agustus, kata Jamal, menunjukkan kondisi yang cukup baik meskipun para pelaku usaha kehilangan pendapatan mereka hampir setengah tahun.
“Perusahan kan punya target 1 tahun, dan merak merasakan penurunan pendapatan selama 6 bulan. Teman-teman sekarang sedang berusaha mengejar pertumbuhan pendapatan tersebut. Pasti ada revisi target,” kata Jamal.
Jamal mengatakan bahwa tantangan industri penyedia jasa internet adalah pada kuartal I/2021. Jamal memperkirakan perusahaan penyedia jasa internet saat itu sudah tidak memiliki tabungan untuk beroperasi akibat minimnya jumlah pendapatan yang mereka dapat pada tahun ini.
Oleh sebab itu, ia mengatakan mereka harus mengejar pendapatan pada sisa tahun ini agar perusahaan penyedia jasa dapat bertahan pada tahun depan.
Dia mengatakan perusahaan penyedia jasa saat ini tengah bersiap-siap untuk menggenjot pendapatan. Sayangnya, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan oleh Pemprov DKI Jakarta sepertinya membuat laju para pemain kembali tertahan.