Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah dinilai perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian terkait dengan penyelenggaraan program Digital Talent Scholarship (DTS) 2020 yang kali ini harus diselenggarakan sepenuhnya secara daring akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Kristiono mengatakan penyesuaian diperlukan untuk menjamin efektivitas program agar jumlah lulusan tidak mengalami penurunan akibat peralihan metode pelaksanaan dari luring ke daring.
Tahun lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tercatat meluluskan lebih dari 17.900 dari 31.000 peserta, meningkat tajam dari tahun sebelumnya dengan jumlah lulusan peserta sekitar 1.000 orang.
Berdasarkan informasi resmi Kemenkominfo, program DTS 2020 yang telah memasuki gelombang angkatan kedua telah diikuti oleh lebih dari 35.000 peserta dari target 60.000 peserta.
Terjadi penurunan dari segi jumlah peserta yang diterima. Pada angkatan pertama, program DTS diikuti oleh 20.483 peserta. Jumlah peserta menurun pada gelombang angkatan kedua menjadi 13.172 dengan penerimaan di tema Digital Entrepreneurship yang masih tersisa.
"Perubahan pelaksanaan DTS dari offline ke online sangat bergantung kepada subjek dan kualifikasi yang ditargetkan. Semakin besar targetnya kepada aspek keahlian, maka perubahan tersebut tidak efektif. Karena skill training enggak bisa dilakukan online, harus di offline di lab," kata Kristiono kepada Bisnis, Selasa (16/6/2020).
Dia menambahkan, pemerintah juga perlu melakukan tracking terhadap lulusan program tersebut agar bisa mendapatkan feed back dari perusahaan tempat alumni DTS bekerja sehingga kualifikasinya dapat dievaluasi.
Ke depannya, sambung Kristiono, pemerintah diminta melakukan pendekatan berdasarkan keperluan industri, baik dari sisi jumlah maupun kualitas, untuk program DTS pada tahun mendatang.
"Selain itu, disiapkan juga masa magang setelah peserta selesai mengikuti program DTS. Harapannya selama proses magang tersebut bisa dijadikan bagian dari proses rekruitmen perusahaan," tambahnya.
Dihubungi terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengatakan pemerintah menargetkan jumlah peserta yang lulus tahun ini sesuai dengan kuota penerimaan yakni 60.000 peserta.