Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan di Indonesia diprediksi bakal menahan pengeluaran untuk keperluan teknologi informasi (TI) sepanjang tahun ini karena ada prioritas lain yang berujung pada efisiensi.
Senior Research Manager and Head of Operations IDC Indonesia Mevira Munindra mengatakan ada penurunan pengadaan infrastruktur atau perangkat keras TI di dalam negeri, mengingat kegiatan ekonomi dan prioritas bisnis akan lebih mengarah kepada efisiensi di dalam perusahaan agar dapat terus beroperasi.
Pihaknya memperkirakan enterprise IT spending di Indonesia hanya akan tumbuh sekitar 2 persen pada 2020, atau turun cukup signifikan dibandingkan dengan perkiraan untuk periode 2018-2019, yakni 9 persen.
Adapun, beberapa sektor dipastikan akan terkena imbas, terutama industri yang membutuhkan highly face-to-face atau industri yang memerlukan interaksi fisik seperti transportasi dan kesehatan.
Selain itu, sektor manufaktur akan ikut terdampak mengingat nature industry yang padat karya serta memerlukan raw material yang mungkin hanya didapatkan melalui importasi.
"Perusahaan harus tetap bisa berinovasi dalam situasi seperti ini untuk bertahan, termasuk untuk terus engage dengan pelanggan dan beroperasi dengan keterbatasan," ujar Mevira kepada Bisnis.com, Senin (13/4/2020).
Pertemuan virtual, lanjutnya, merupakan salah satu cara untuk bisa menyesuaikan dengan situasi pandemi.
Namun demikian, imbuhnya, dalam beberapa minggu terakhir IDC Indonesia melihat perusahaan-perusahaan di Indonesia mulai adaptif dengan penggunaan teknologi serta proses digitalisasi sebagai bagian dari upaya yang dilakukan untuk dapat bertahan serta menyesuaikan diri dengan kondisi new normal ini.
"[Selain itu] Sebisa mungkin, perlu adanya kolaborasi antar industri, dan tentunya upaya untuk bisa tangkas dan inovatif dalam hal business offering dan operation, termasuk juga cara penggunaan IT," sambungnya.