Bisnis.com, JAKARTA — Kebutuhan kapasitas internet yang makin tinggi memaksa pemerintah untuk membuka diri terhadap masuknya satelit asing ke Indonesia.
Direktur Penataan Sumber Daya Direktorat Jenderal SDPPI Kementerian Kominfo Denny Setiawan mengatakan bahwa menurut salah satu studi dari lembaga riset satelit global, Northern Sky Research, kebutuhan kapasitas satelit di Indonesia dan sekitarnya untuk 2019 diperkirakan 600—700 transponder untuk satelit konvensional dan 55 Gbps untuk high throughput satellite (HTS).
Adapun, suplai kapasitas satelit Indonesia pada tahun yang sama hanya sekitar 225 transponder satelit nasional (ekuivalen sekitar 16 Gbps) dan penggunaan satelit asing sebanyak 100 transponder.
Di samping itu, terdapat kebutuhan 55 Gbps untuk aplikasi satelit HTS di Indonesia pada 2019, tetapi yang tersedia hanya 12 Gbps suplai dari satelit nasional.
Pertumbuhan tersebut diprediksi terus tumbuh pada kisaran 14 persen per tahun hingga 2030, yang mengikuti pertumbuhan kebutuhan lalu lintas data/broadband nasional, khususnya untuk melayani kebutuhan teknologi informasi dan komunikasi di wilayah-wilayah yang belum terjangkau terrestrial.
Adapun, pertumbuhan kebutuhan kapasitas tersebut tidak dapat diimbangi dengan peningkatan suplai kapasitas nasional yang hanya bertumbuh sekitar 5 persen per tahun hingga 2030.
“Penambahan kapasitas satelit nasional melalui peluncuran satelit GSO oleh operator nasional seperti selama ini dilakukan, belum dapat memenuhi pertumbuhan kebutuhan satelit di Indonesia,” kata Denny kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan bahwa untuk memenuhi kapasitas internet yang dibutuhkan di Tanah Air, terdapat sejumlah tantangan seperti proses perencanaan satelit maupun proses koordinasi dan notifikasi satelit di International Telecommunication Union, pendanaan, waktu serta upaya yang cukup kompleks.
Di samping itu, sambungnya, diperlukan juga investasi yang cukup besar untuk pengadaan maupun peluncuran satelit.
“Salah satu upaya mengatasi hal tersebut adalah memanfaatkan kapasitas satelit global dengan bekerja sama dengan penyelenggara telekomunikasi nasional,” kata Denny.