Bisnis.com, JAKARTA — PT XL Axiata memilih bekerja sama dengan sejumlah mitra untuk menekan biaya yang harus dikeluarkan untuk menggelar jalur transportasi data dengan serat optik atau fiberisasi.
Group Head Technology Strategy & Architecture XL Axiata, I Gede Darmayusa mengatakan sebagai langkah efisiensi, dalam menggelar serat optik, perseroan telah menjalin kerja sama dengan delapan mitra penyedia serat optik dan menara hingga saat ini.
Dia mengatakan perseroan juga terbuka untuk bekerja sama dengan mitra-mitra lokal yang berada di tiap kota, selama kesepakatan yang terjalin saling menguntungkan dan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Dalam bekerja sama perseroan memiliki dua skema yaitu menyewa infrastruktur serat optik atau berbagi jaringan dan penggelaran.
Dia mencontohkan dalam berbagi penggelaran serat optik, misalnya perseroan butuh menggelar kabel sepanjang 1.000 Km, maka XL Axiata gelar 500 Km, sedangkan 500 Km sisanya dikerjakan mitra, kemudian kabel tersebut akan digunakan bersama-sama.
Kemudian untuk menghubungkan serat optik dengan menara, perseroan memiliki skema yang meminta kepada mitra penyedia menara untuk menarik kabel dari menara ke titik terakhir kabel serat optik milik XL Axiata.
“Dengan itu [kerja sama] investasi awal tidak besar, tetapi memang beban dari Capex untuk Opex,” kata Darmayusa di Jakarta, Rabu (21/8/2019).
Darmayusa menambahkan dengan sejumlah skema tersebut, perseroan tidak perlu meminta tambahan belanja modal, karena sinergisitas dengan mitra membuat lebih efisien.
Darmayusa mengakui jika dilihat dari sisi implemnentasi, microwave jauh lebih cepat karena untuk menghubungkan pelanggan dengan jaringan tidak memerlukan perizinan untuk gelar kabel, berbeda dengan fiberisasi yang membutuhkan waktu lebih lama untuk mengurus perizinan.
Meski demikian, jika dilihat dari kapasitas yang dimiliki, serat optik lebih unggul. Dia mengatakan berdasarkan pengalaman perseroan, kapasitas microwave hanya dapat menampung 3 – 6 bulan kapasitas data, setelah itu kapasitas harus ditingkatkan karena kebuthan bertambah pesat.
Sedangkan dengan menggunakan serat optik, meski investasi yang digelontorkan lebih besar, waktu pengoperasian lebih lama karena kapasitas yang dimiliki lebih besar dari microwave.
Darmayusa mengatakan dengan berfokus pada fiberisasi, ekosistem serat optik akan lebih cepat terbangun. Dia meyakini ke depan operator juga akan mengarah pada serat optik, terlebih dengan hadirnya 5G.
“Saya yakin operator lain nantinya akan ikut,” kata Darmayusa.
XL Axiata menargetkan hingga akhir 2019, sekitar 50% BTS akan terhubung dengan jaringan serat optik atau fiber. Kemudian, tahun depan targetnya makin meningkat menjadi sekitar 60-70% pada akhir 2020.
XL Axiata mengumumkan saat ini, fiberisasi sudah menjangkau sekitar 30% BTS dengan sebagian besar mencakup wilayah di Jawa, Madura, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Lombok.
Selain di Jawa, XL juga fokus ekspansi fiberisasi di luar Jawa mengingat pertumbuhan trafik data yang sangat pesat dalam setahun terakhir. Bahkan, fiberisasi juga dilakukan hingga ke Kepulauan Anambas dan Natuna dengan memanfaatkan backbone Palapa Ring Barat.
Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D Yosetya, mengatakan, pembangunan jaringan yang memadai dibutuhkan ketika akan menghadirkan 5G. Dia menuturkan XL Axiata saat ini berfokus dalam memperkuat kapasitas jaringan mereka dengan fiberisasi.
“Kami terus membangun ekosistemnya, terutama jaringan data yang memadai. Uji coba juga kembali kami laksanakan kali ini untuk lebih mengenal lagi berbagai aspek teknologinya dan implementasinya di jaringan kami," kata Yessi