Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Kristiono mengatakan, permasalahan frekuensi akan menjadi tantangan pemerintah untuk 5 tahun mendatang.
Dia menilai dengan frekuensi yang terbatas saat ini, pemerintah harus pandai-pandai dalam mengatur frekuensi.
"Bagaimana yang belum terpakai dipakai, yang sudah dipakai bagaimana digunakan dengan cara yang lebih efisien, karena 5 tahun ke depan 5G sudah ada. Nah, ini yang perlu dipikirkan," kata Kristiono usai acara Halalbihalal Mastel di Jakarta, Jumat (21/7/2019).
Kristiono menyarankan dengan kondisi spektrum yang terbatas, pemerintah perlu menghapus salah satu teknologi. Misalnya, sambung Kristiono, dengan menghapus teknologi 3G yang saat ini perannya telah tergantikan dengan 4G.
Kristiono juga menilai bahwa tekonologi 3G kuranf efisien.
"3G terlalu makan lebar frekuensi dan tingkat efisiensinya rendah. Ke depan mestinya kalau availability spektrum makin terbatas, harus ada frekuensi yang dibuang," ujarnya.
Meski demikian, Kristiono mengakui bahwa generasi ketiga termasuk teknologi baru. Investasi besar yang digelontorkan operator seluler di teknologi ini belum berbuah manis.
Oleh sebab itu, lanjutnya, dalam pengurangan 3G dapat dilakukan secara bertahap.
"Mungkin bisa saja, katakanlah 3-4 tahun mendatang 3G bisa dihapus. Nantinya ex-frekuensi bisa dipakai 4G," katanya.