Bisnis.com, JAKARTA — Kedai Sayur kemarin (27/5/2019) mengumumkan pendanaan senilai US$1,3 juta dari sekelompok investor yang dipimpin oleh East Ventures. Perusahaan rintisan yang berdiri pada akhir 2018 ini memiliki misi untuk membantu pedagang sayur dengan mendisrupsi rantai pasok perdagangan produk segar di Indonesia memanfaatkan teknologi.
Menurut Kedai Sayur, masyarakat Indonesia mengonsumsi berbagai produk segar seperti sayuran, buah, daging, dan ikan setiap hari. Pada tahun 2017 saja, nilai konsumsi produk segar di Jakarta, Bandung, dan Surabaya diperkirakan mencapai US$8,4 Miliar atau setara Rp 120,9 triliun. Hingga hari ini, hampir seluruh produk segar tersebut dijual dan didistribusikan dengan mengandalkan pedagang keliling yang lebih dikenal dengan sebutan tukang sayur.
Di Indonesia terdapat dua tipe pedagang sayur yaitu adalah pedagang sayur yang memiliki kios dan tukang sayur keliling dengan gerobak yang ditarik oleh tangan atau menggunakan sepeda.
Baca Juga E-Commerce Adu Modal Berebut Trafik |
---|
Meskipun masyarakat sangat mengandalkan tukang sayur keliling dalam memenuhi kebutuhan dapur mereka, para pedagang mengalami kesulitan dalam mendapatkan barang berkualitas tinggi dengan harga terbaik dari satu sumber. Perjalanan produk segar sendiri untuk sampai ke tangan tukang sayur sangat panjang, dimulai dari para petani yang mengumpulkan hasil panen mereka ke pengepul.
Setelah melewati beberapa tangan pengepul, hasil panen tiba di pasar induk dan disebarkan ke beberapa pedagang lainnya. Selanjutnya, tukang sayur akan pergi ke pasar induk setiap hari saat tengah malam untuk membeli produk jualan mereka untuk kemudian diperjualkan lagi kepada warga perumahan sekitarnya.
Proses yang panjang ini membuat tukang sayur sulit menemukan produk segar dengan mudah dan cepat. Terlebih lagi, harga pokok sayur menjadi berlipat-ganda dan menekan keuntungan tukang sayur.
Kedai Sayur mengatasi masalah ini melalui kerja sama dengan beberapa petani dan mitra lainnya secara langsung untuk pemilihan produk segar dan distribusi. Tukang sayur yang bergabung sebagai Mitra Sayur dapat mengakses produk segar berkualitas dengan harga terbaik hanya dalam satu sentuhan jari saja melalui aplikasi Kedai Sayur. Produk tersebut nantinya dapat diambil Mitra Sayur pada titik drop-off terdekat dengan mereka.
Kedai Sayur juga menawarkan Mitra Sayur sebuah kendaraan distribusi jenis baru yang disebut Si Komo (singkatan dari Kedai on Mobile). Kendaraan ini memungkinkan Mitra Sayur untuk menjangkau pelanggan mereka dengan lebih efisien dan membawa lebih banyak produk sekaligus. Dengan desain yang unik, kendaraan ini juga dapat dialih-fungsikan untuk layanan lainnya seperti pengantaran paket ataupun menjual makanan.
Hal ini memungkinkan Mitra Sayur untuk mendapatkan pendapatan tambahan setelah selesai menjual produk segar mereka hari itu. Kedai Sayur juga menawarkan program pembiayaan bagi Mitra Sayur yang ingin mendapatkan Si Komo, tetapi memiliki modal yang terbatas.
Kedai Sayur didirikan oleh mantan Deputy Director of Business Process dan IT Triputra Group Adrian Hernanto beserta kedua rekannya, Ahmad Supriyadi dan Rizki Novian.
CEO Kedai Sayur Adrian Hernanto mengungkapkan, melalui jaringan kami yang luas dan penggunaan teknologi, perusahaan memberdayakan pasar produk segar dan membuktikan bahwa penduduk ekonomi tingkat manapun, termasuk tukang sayur, dapat merasakan manfaat dari inklusi teknologi.
“Kami percaya bahwa misi kami mampu meningkatkan kehidupan para tukang sayur dengan membebaskan mereka dari jam kerja yang tidak teratur dan berbagai kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan,” ujarnya, seperti dikutip, Senin (27/5).
Hingga hari ini, Kedai Sayur telah memiliki 2.000 mitra bergabung di area Jakarta dan terus meningkat hingga 60% setiap bulannya. Sebanyak 80% mitra secara aktif menjual produk mereka dan pertumbuhan total nilai penjualan barang (GMV) Kedai Sayur mencapai 5x lipat dalam empat bulan terakhir.