Bisnis.com, JAKARTA — Kedai Sayur, perusahaan rintisan yang memberdayakan pedagang sayur keliling melalui penggunaan teknologi, mengumumkan hari ini telah meraih pendanaan tahap awal sebesar US$1,3 juta atau setara Rp17,3 miliar yang dipimpin oleh East Ventures. Dana segar ini akan digunakan untuk mempercepat Kedai Sayur dalam merekrut pedagang sayur sebagai mitranya.
Kedai Sayur didirikan pada akhir tahun 2018 dengan misi untuk memberikan pedagang sayur produk dagangan dengan kualitas dan harga terbaik di pasarnya. Perusahaan ini didirikan oleh mantan Deputy Director of Business Process dan IT Triputra Group, Adrian Hernanto, beserta kedua rekannya, Ahmad Supriyadi dan Rizki Novian.
CEO Kedai Sayur Adrian Hernanto mengklaim melalui jaringan Kedai Sayur yang luas dan penggunaan teknologi, perusahaan memberdayakan pasar produk segar dan membuktikan bahwa penduduk ekonomi tingkat manapun, termasuk tukang sayur, dapat merasakan manfaat dari inklusi teknologi.
Baca Juga E-Commerce Adu Modal Berebut Trafik |
---|
“Kami percaya bahwa misi kami mampu meningkatkan kehidupan para tukang sayur dengan membebaskan mereka dari jam kerja yang tidak teratur dan berbagai kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan,” ujarnya, seperti dikutip, Senin (27/5/2019).
Hingga hari ini, Kedai Sayur telah memiliki 2.000 mitra bergabung di area Jakarta dan terus meningkat hingga 60% setiap bulannya. Sebanyak 80% mitra secara aktif menjual produk mereka dan pertumbuhan total nilai penjualan barang (GMV) Kedai Sayur mencapai 5 kali lipat dalam empat bulan terakhir.
Willson Cuaca, Managing Partner East Ventures menyatakan pedagang sayur keliling kemungkinan sudah ada sejak ratusan tahun lalu dari zaman penjajahan di Indonesia. Menariknya, pedagang sayur keliling masih bertahan hingga sekarang di lingkungan modern ini, bersanding dengan supermarket dan toko kelontong lainnya yang bertumbuh dengan cepat.
“Kedai Sayur seiring dengan dua hipotesis East Ventures. Yang pertama adalah inklusi teknologi untuk pedagang yang kurang terlayani dalam mengakses teknologi dan kedua, meningkatkan rantai pasokan di Indonesia. Pedagang sayur keliling tradisional merupakan kearifan lokal yang sudah ada sejak lama dan kami mau mempertahankan budaya tersebut dengan sentuhan teknologi,” ungkapnya.