JAKARTA — Dalam setahun ke depan, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi menargetkan 3.000 wilayah di kawasan terdepan, terluar, dan tertinggal terlayani oleh jaringan seluler 4G LTE.
Bakti saat ini tengah gencar mempersiapkan infrastruktur untuk mendorong kehadiran teknologi 4G di base tranceiver station (BTS) yang terhubung dengan daerah-daerah program Bakti Sinyal.
Bakti Sinyal adalah program pembangunan infrastruktur telekomunikasi di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Pembangunan ini menggunakan dana universal service obligation (USO) yang bersumber dari pungutan 1,25% dari pendapatan operator telekomunikasi yang kemudian dikelola oleh Bakti.
Bakti sebagai pengelola program memfasilitasi operator seluler sejumlah infrastruktur seperti menara, pasokan listrik, dan lahan untuk membangun jaringan di kawasan 3T. Adapun untuk BTS disediakan oleh tiap-tiap operator seluler karena setiap operator memiliki teknologi yang berbeda-beda.
Diketahui, saat ini Bakti telah membangun 1.068 BTS. Hanya saja, dari total BTS yang dibangun, sebanyak 1.019 BTS masih menggunakan teknologi 2G, sedangkan yang menggunakan teknologi 4G hanya 49 BTS.
Direktur Utama Bakti Anang Latif mengatakan, pihaknya tahun ini menargetkan mengubah seluruh BTS Bakti Sinyal menjadi 4G.
Di samping itu, pada 2019 ini juga, Bakti berencana membangun 2.000 BTS lagi sehingga total keseluruhan BTS yang dibangun mencapai 3.000 BTS berteknologi 4G.
“Akhir tahun semua kami ganti 4G. BTS yang baru, nanti langsung dengan 4G, karena ibaratnya kami sewa ke mereka tahunan untuk VSAT, kami nunggu selesai dulu baru kami ubah,” kata Anang kepada Bisnis, Senin (22/4/2019).
Anang menuturkan hingga saat ini terdapat tiga operator seluler yang telah memanfaatkan BTS Bakti Sinyal antara lain, PT Telekomunikasi Selular, PT Indosat Tbk. dan PT XL Axiata Tbk.
Jika operator seluler berinvestasi sendiri di kawasan 3 T, menurut Anang, mereka harus merogoh Rp100 juta dari kantong sendiri dengan pendapatan dari daerah 3T hanya sekitar Rp50 juta. Oleh karena itu BAKTI menawarkan agar operator seluler cukup investasi Rp10 juta saja untuk BTS.