Bisnis.com, JAKARTA – Berbagai perusahaan kini mengembangkan sistem pengawasan video dengen teknologi kecerdasan buatan dan internet of things. Implementasi kedua teknologi tersebut memperketat pengawasan sekaligus mempercepat proses analisis.
Sales Director Oceania Axis Communications Wai King Wong menyatakan, perusahaanya telah lama mengembangkan teknologi kamera pengawas dengan IoT, dengan sistemnya dinamakan Thin Server. Menurutnya, perusahaan teknologi kamera pengawas asal Swedia itu dapat memimpin pangsa pasar hingga kini karena sifat perusahaannya yang disruptif dan inovatif.
“Di bisnis ini, yang kelihatannya kami jual adalah video. Namun lebih dari itu, dengan segala teknologi seperti kecerdasan buatan, IoT, analisis video, dan cybersecurity, bisnis ini adalah bisnis kepercayaan,” ujarnya.
Baca Juga Milestone Luncurkan E-Commerce Solusi IT |
---|
Sejak berdiri pada 1984, dia menyatakan bisnis perusahaannya terus melaju pesat. Pihaknya mengklaim, produk Axis Communications menguasai 20,4% pangsa pasar kamera jaringan (IP camera) dunia kecuali China pada 2018, diikuti oleh Hikvision sebesar 13,9%, Panasonic 8,8%, Dahua 6,8%, dan Hanwha Techwin 6,4%.
Managing Director APAC Briefcam Sunny Kong menyatakan menyatakan, teknologi kecerdasan buatan dan deep learning dapat mengubah hidup kita. Menurutnya, teknologi itu dapat membantu kinerja operator kamera pengawas.
“Bayangkan ada 30 kanal kamera pengawas merekam video 24 jam. Kemampuan mata manusia terbatas dan tidak cukup untuk me-review seluruh videonya,” ujarnya.
Dia mencontohkan, teknologi kecerdasan buatan dan deep learning dapat membantu penegak hukum untuk lebih cepat mencari tersangka dalam rekaman kamera pengawas dengan durasi 65 jam dalam hitungan menit. Bila dilakukan secara manual, tentu proses tersebut memakan waktu lebih lama.
Dalam menyediakan solusi teknologi analisis video, pihaknya turut memberikan dasbor yang dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan pelanggan. Kong menjelaskan, tiap dasbor berisi metadata yang telah diolah dari video dan dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan selanjutnya, seperti identitas orang yang terekam, interaksi objek, demografi, hingga mengidentifikasi jumlah populasi dan pergerakan di suatu area
Senior Analyst Security Technology IHS Markit Tommy Zhu memaparkan, pasar industri VSaaS global pada 2018 diperkirakan sebesar US$1,1 miliar, dan berpotensi tumbuh sebesar 18,9% per tahun hingga 2022 mendatang.
Menurutnya, Asia merupakan pasar terbesar untuk industri ini, dengan nilai pasar mencapai US$660 juta pada 2018, diikuti oleh Amerika sebesar US$378juta, dan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika sebesar US$36 juta.