Bisnis.com, JAKARTA — Penerapan kolaborasi video dari sektor bisnis secara global diperkirakan akan meningkat lima kali lipat dalam kurun waktu 5 tahun mendatang.
Berdasarkan studi Polycom Future of Work ada lebih dari 30 juta ruang rapat kecil yang terdapat di berbagai perusahaan di seluruh dunia. Hingga saat ini tercatat baru 5% dari ruangan tersebut yang menggunakan teknologi pendukung kolaborasi video.
Dari jumlah tersebut, studi yang dilakukan Polycom menyatakan bahwa ke depan akan terjadi adopsi besar-besaran dalam penerapan kolaborasi video di ruang-ruang rapat hingga mencapai 90% dari total yang ada sekarang. Artinya, dalam 5 tahun perangkat kolaborasi video bakal dipasang di lebih dari 25 juta ruang pertemuan di seluruh dunia.
Vice President for Polycom in India, SAARC & SEA Minhaj Zia mengatakan hal tersebut akan terwujud karena didorong oleh beberapa faktor. Pertama adalah penetrasi jaringan yang semakin membaik di berbagai wilayah di dunia.
Kedua, maraknya penggunaan sistem komputasi awan. Penelitian yang sama menunjukkan bahwa perkembangan teknologi komputasi awan meningkat 6% per tahun secara global.
Zia mengatakan bahwa penerapan komputasi awan sangat digandrungi karena biaya yang relatif rendah dan penggunaannya yang sederhana.
“Kami mendengar banyak masukan dari klien bahwa mereka membutuhkan solusi teknologi yang sederhana, karena biasanya berbicara tentang teknologi kita akan terbayang kompleksitas yang rumit,” katanya di Jakarta, Selasa (23//10).
Ketiga, perkembangan teknologi itu sendiri. Zia mengatakan kepopuleran teknologi seperti kecerdasan buatan (artifiial intellegence) mendorong peningkatan kualitas perangkat kolaborasi video sehingga menghasilkan kenyamanan bagi pengguna.
Keempat, perubahan tren mobilitas kerja. Hasil studi yang dilakukan Polycom menunjukkan sebanyak 62% dari seluruh angkatan kerja lintas generasi di masa kini telah menerapkan pola “work from everywhere”.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 98% menyakini bahwa pola kerja seperti itu akan membawa dampak positif bagi produktivitas. Sebanyak 90% responden percaya bahwa teknologi kolaborasi video akan mendukung terjalinnya relasi kerja yang kuat dengan rekan tim dari berbagai perusahaan.
Zia menyampaikan bahwa penerapan kolaborasi video akan menjangkau perusahaan dari berbagai bidang. Selain itu, menurutnya adopsi ini juga akan mulai dilakukan tidak hanya oleh perusahaan besar tapi pada level menengah hingga kecil.
“Kami yakin perusahaan di level kecil dan menengah ke depan akan menggunakan kolaborasi video untuk keperluan bisnis mereka, seperti konferensi dengan calon klien atau pemasok yang akan mengurangi biaya perjalanan,” ujarnya.