Bisnis.com, JAKARTA - Peluang bisnis big data analytic pada era smart city dewasa ini semakin terbuka lebar seiring dengan tingginya kebutuhan pengelolaan data yang setiap harinya mencapai angka 2,5 quintilion bytes data.
Wayne Brookes, Deputy of School Computing and Communication University Technology Sydney (UTS) Australia mengemukakan penggunaan big data analytic kini sudah banyak dilirik oleh setiap industri, seperti industri e-commerce yang mulai menggunakan data analytic untuk melakukan berbagai strategi kampanye produk kepada konsumen.
“Industri e-commerce itu sudah banyak yang menggunakan big data untuk mengetahui kesukaan konsomennya apa sehingga bisa menentukan strategi kampanye apa yang tepat untuk digunakan,” tuturnya, Kamis (18/8/2016).
Dia juga menjelaskan ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari penerapan big data analytic oleh setiap kota yang ingin membangun smart city, seperti penggunaan big data untuk transportasi publik.
Menurut Brookes, dengan menggunakan data analytic, masyarakat dapat mengetahui transportasi yang akan digunakan dari satu titik ke titik yang lain termasuk memantau jadwal keberangkatan transportasi tersebut.
“Selain itu, dengan menggunakan data analytic ini nanti pemerintah juga dapat memantau lokasi yang sering terjadi tindak kejahatan dan melakukan pencegahan sebelum terjadi kejahatan,” katanya.
Brooks mengatakan beberapa negara yang sudah menerapkan big data analytic pada smartcity tersebut juga telah menerapkan manajemen waktu pembuangan sampah di setiap rumah penduduk. Sebagai ilustrasi, penggunaan big data analytic dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kapan sampah yang ada di rumah masyarakat tersebut penuh agar bisa diangkut oleh dinas kebersihan kota.
“Itu hanya sedikit manfaat penggunaan big data analytic untuk diterapkan pada era smart city sekarang ini,” ujarnya.
Dia menjelaskan selain industri e-commerce di Tanah Air, sejumlah industri lainnya juga sudah mulai mengikuti penggunaan big data analytic seperti industri telekomunikasi dan perbankan yang dinilai seringkali memanfaatkan data untuk melakukan strategi kampanye kepada konsumennya.
International Data Corporate (IDC) juga sempat memprediksi bisnis big data analytic akan tumbuh hingga US$187 miliar dalam waktu tiga tahun mendatang.
“Penggunaan big data ini bisa mendorong industri agar dapat bersaing dalam masyarakat ekonomi Asean. Jika diterapkan, maka industri itu akan ada pada barisan terdepan dalam tren global,” tukasnya.