Bisnis.com, SINGAPURA - Pembangunan kota pintar (smartcity) di berbagai belahan dunia perlu melihat kebutuhan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut. Pemanfaatan teknologi tertentu hanya sebagai digunakan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan warga di kota pintar tersebut.
Setidaknya hal itulah yang tergambar dalam sebuah sesi diskusi di ajang GITEX Asia 2025 x Ai Everything Singapore di Marina Bay Sands, Singapura, Kamis (24/4/2025).
Senior Advisor Otoritas Ibu Kota Nusantara Daniel Oscar Baskoro mengatakan bahwa pihaknya tidak hanya berfokus pada kehadiran teknologi terbaru dalam pembangunan ibu kota negara (IKN) baru. Pihaknya perlu juga melihat kebutuhan masyarakat yang tinggal di dalamnya yang ia sebut sebagai 'pelanggan kota'.
"Kota ini [Nusantara] bukan dibangun untuk pemerintah, tetapi orang-orang yang ada dan tinggal di dalamnya. Teknologi merupakan alat utama untuk memahami kebutuhan masyarakat tersebut," katanya, Kamis (24/4).
Dia menegaskan bahwa memahami apa yang dibutuhan oleh masyarakat di kota tersebut menjadi paling utama, sehingga teknologi akan dimanfaatkan untuk mendukung pencapaian kebutuhan tersebut. "Jika mereka butuh teknologi paling canggih, butuh AI [artificial intelligence], maka itu yang akan kami bangun."
Oleh sebab itu, pihaknya juga telah meluncurkan aplikasi khusus yang telah memeroleh pengguna sebanyak 150.000 akun hanya dalam kurun waktu tiga bulan.
Senada, Minister of the Government of Moscow Sergey Cheremin mengungkapkan bahwa pemanfaatan aplikasi di dalam sebuah kota juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pelayanan publik, selain untuk partisipasi masyarakat.
Dia mencontohkan bahwa platform yang ia sediakan, mos.ru, telah memberikan akses kepada 450 layanan kota yang telah menghemat dua hingga tiga hari waktu warga per tahun.
"[Pemerintah Kota] Moskow juga telah mengintegrasikan sistem pengawasan dengan lebih dari 250.000 kamera yang telah membantu menurunkan tingkat kriminalitas hingga 90%," ujarnya.
Deputy Prime Minister Slovakia Peter Kmec menambahkan bahwa investasi teknolohi dan transformasi hijau merupakan salah satu lompatan untuk meningkatkan pembangunan.
"Kami ingin menghindari ketimpangan antara kota besar dan perdesaan. [Untuk itu] pemerintah harus cerdas agar bisa membangun kota pintas," katanya.