Nintendo Kaji Ulang Harga Nintendo Switch 2 Imbas Kebijakan Tarif Trump

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 8 April 2025 | 10:41 WIB
Nintendo Switch 2. /YouTube Nintendo America
Nintendo Switch 2. /YouTube Nintendo America
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Nintendo Co memantau dampak kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Perusahaan berencana mengkaji ulang harga Nintendo Switch 2 karena luput memprediksi dampak dari kebijakan tarif.

Dilansir dari Techcrunch, Selasa (8/4/2025) Presiden Nintendo of America, Doug Bowser mengatakan bahwa perusahaan tidak memperhitungkan kemungkinan tarif dari AS ketika memutuskan harga untuk konsol Nintendo Switch 2.

Nintendo meluncurkan Switch 2 yang sangat dinanti-nantikan minggu lalu dan mengumumkan bahwa konsol tersebut akan dirilis pada 5 Juni, dengan harga US$450 atau Rp7,58 juta. Namun pada hari yang sama, Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan memberlakukan tarif besar-besaran pada barang-barang yang diimpor ke negara itu, yang menyebabkan kekacauan ekonomi global. 

Pra-pemesanan Switch 2 di AS seharusnya dimulai pada 9 April, tetapi konsumen AS tidak akan dapat melakukan pra-pemesanan konsol tersebut sampai Nintendo mengetahui cara mengatasi tarif tersebut. 

Banyak bagian dari Switch 2 dirakit dan diproduksi di China, Vietnam, dan Kamboja. Negara-negara tersebut adalah negara korban keganasan tarif timbal balik Trump. 

China dikenakan tarif 54%, sementara Kamboja dan Vietnam masing-masing dikenakan tarif 49% dan 46%. 

“Nintendo sebenarnya sudah mulai mencoba untuk melakukan diversifikasi lokasi produksi produknya, memindahkan sebagian besar produksi dari China ke negara lain,” kata Bowser. 

Sejak dirilis pada 2017, Nintendo Switch telah terjual lebih dari 150 juta unit, menjadikannya salah satu konsol tersukses sepanjang masa. Perangkat barunya diprediksi akan melanjutkan momentum tersebut dengan ekosistem perangkat lunak terbaru dan daya tarik premium yang lebih kuat.

Nintendo mengumumkan sejumlah judul game pendukung, termasuk “Mario Kart World”, versi update dari game “Zelda”, hingga katalog klasik GameCube untuk pengguna layanan Nintendo Online.

Peluncuran Switch 2 dilakukan di tengah memanasnya tensi perdagangan antara AS dan China, setelah Presiden Donald Trump menaikkan tarif impor hingga 54%. Analis meyakini harga Switch 2 di AS mencerminkan penyesuaian terhadap dampak tarif tersebut.

Perhatian investor kini tertuju pada kemampuan Nintendo untuk memastikan kelancaran suplai perangkat keras. Switch generasi pertama sebelumnya sempat terganggu akibat krisis rantai pasok global.

“Dari laporan neraca perusahaan, tampaknya Nintendo menargetkan pengapalan lebih dari 10 juta unit di tahun pertama,” tulis analis Goldman Sachs Minami Munakata.

Meski saham Nintendo sempat mencapai puncak tertingginya pada Februari lalu, nilai sahamnya turun 3% pada Kamis setelah pengumuman ini dirilis. Indeks Topix juga tercatat turun 3,5%.

“Meski performa saham Nintendo telah melampaui pasar, kami menilai perangkat baru ini belum cukup kuat untuk membenarkan valuasi saat ini,” tulis Amir Anvarzadeh dari Asymmetric Advisors dalam catatannya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper