Bisnis.com, JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel menilai merger PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) tidak berpengaruh besar terhadap bisnis perusahaan. Kontribusi pendapatan keduanya relatif kecil.
Direktur Investasi dan Corporate Secretary Mitratel Hendra Purnama mengatakan berdasarkan data cut off performansi Semester 1/2024, kontribusi pendapatan dari XL Axiata terhadap perusahaan sebesar 10%, sedangkan kontribusi FREN kurang dari 5% dari total revenue Mitratel.
Dengan porsi pendapatan tersebut, ketika kedua perusahaan jadi melebur, maka tidak akan terlalu berdampak pada kinerja Mitratel.
““Penyewaan dari EXCL dan FREN memberikan kontribusi positif bagi perusahaan meskipun masih relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan operator lainnya, sehingga kami meyakini dampak dari merger sangat minimal terhadap kinerja perseroan dan akan dapat dimitigasi dengan baik,” kata Hendra kepada Bisnis, Senin (27/10/2024).
Untuk diketahui, salah satu langkah yang ditempuh oleh dua perusahaan yang melebur adalah efisiensi dari sisi operasional jaringan. Infrastruktur jaringan yang awalnya tumpang tindih, akan dipangkas atau dipindahkan ke lokasi lain untuk mengurangi ongkos. Hal ini berdampak pada penurunan jumlah penyewa menara.
Hendra menambahkan Mitratel berupaya untuk selalu proaktif dalam mengantisipasi dinamika pasar, termasuk di dalamnya potensi penurunan penyewaan.
Berkaca dari merger PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT Hutchison Tri Indonesia (H3I) yang pernah terjadi sebelumnya, Mitratel tidak hanya dapat memitigasi potensi penurunan tenant, namun juga dapat menyediakan solusi bagi entitas yang melakukan aksi korporasi merger tersebut.
“Mitratel dapat menjaga tren pertumbuhan perusahaan melalui penempatan kolokasi baru dan memberikan layanan baru dalam ekosistem menara,” kata Hendra.
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel mencatatkan laba bersih Rp1,04 triliun, dengan peningkatan jumlah menara menjadi 38.581 unit hingga akhir Juni 2024.
Manajemen Mitratel dalam keterangan resminya menjelaskan sepanjang semester I/2024, MTEL mencatatkan pertumbuhan kinerja tercermin dengan pendapatan mencapai Rp4,45 triliun. Pendapatan ini meningkat 7,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/YoY) dan laba bersih MTEL menembus Rp1 triliun.
“Pertumbuhan pendapatan dipacu oleh kuatnya kinerja operasional yang terlihat pada peningkatan jumlah menara, pertumbuhan tenant, dan penggelaran fiber optic,” ujar Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko dalam keterangan resminya, Senin (29/7/2024).
Dia juga menuturkan tenancy ratio ikut membaik menjadi 1,52 kali dari posisi tahun sebelumnya sebesar 1,49 kali. Hal ini menunjukkan Mitratel mampu mengoptimalkan aset dan berhasil menyelaraskan antara kebutuhan ekspansi dengan ketersediaan alat produksi.
Lalu jumlah menara Mitratel mencapai 38.581 unit per akhir Juni 2024, bertambah 5,1% secara tahunan. Atas pencapaian tersebut, lanjut Teddy, Mitratel mempertahankan posisinya sebagai pemilik menara terbanyak di Asia Tenggara.