Bisnis.com, JAKARTA - Malam puncak hujan meteor Orionids bakal terjadi pada malam ini, Senin (21/10/2024). Masyarakat dikabarkan bisa melihat secara langsung dengan mata telajang, namun dilakukan di tempat gelap dan jauh dari hingar bingar lampu perkotaan.
Melansir dari BBC, fenomena hujan meteor ini merupakan salah satu dari dua hujan meteor yang berasal dari salah satu komet paling terkenal di Tata Surya yaitu Komet Halley. Hujan meteor ini dapat dilihat sampai dengan hingga 7 November 2024.
Masyarakat dapat melihat satu meteor jatuh setiap satu jam.
“Hujan meteor Orionids akan mencapai puncaknya pada Senin malam hingga Selasa dengan kondisi terbaik untuk melihat antara tengah malam hingga fajar,” dilansir dari BBC, Senin (21/10/2024).
Lalu apa itu hujan meteor Orionids?
Laman resmi Nasa menjelaskan Orionids merupakan hujan meteor yang terjadi pada pertengahan Oktober setiap tahunnya dan dianggap sebagai salah satu hujan meteor terindah.
Meteor Orionid juga dikenal karena kecerahan dan kecepatannya. Meteor ini dapat dengan kecepatan sekitar 148.000 mph (66 km/s) ke atmosfer Bumi.
Meteor ini dapat meninggalkan serpihan bercahaya di ujung meteor yang berlangsung selama beberapa detik hingga menit. Meteor ini juga juga terkadang dapat berubah menjadi bola api.
Adapun, hujan meteor Orionid dapat dilihat di belahan bumi utara dan selatan selama beberapa jam setelah tengah malam. Carilah area yang jauh dari kota atau lampu jalan untuk melihat hujan meteor ini.
Radian Orionid berada di konstelasi Orion yang terbit di timur setelah tengah malam, tepat di sebelah utara bintangnya yang berwarna merah, Betelgeuse. Laju zenithal per jam adalah 10-20 meteor per jam.
Baca Juga Ini Dia Fenomena Astronomi yang Bisa Anda Saksikan Sepanjang Agustus 2024, Ada Hujan Meteor |
---|
Sebelumnya, pengamat langit juga telah melihat hujan meteor Draconid. Meteor Draconid dapat muncul kapan saja setelah gelap.
Itu karena titik pancarannya konstelasi asal mereka adalah Draco, sang naga, yang dapat ditemukan di langit utara. Draco adalah konstelasi sirkumpolar, artinya ia tampak berputar mengelilingi Polaris, Bintang Utara, setiap 24 jam sekali. Oleh karena itu, Draco selalu terlihat di Belahan Bumi Utara saat langit cerah.
Menurut American Meteor Society, Draconid adalah hujan meteor yang bervariasi, artinya diperkirakan akan ada sedikit bintang jatuh, dengan sedikit kemungkinan terjadinya aktivitas kuat.
Draconid biasanya menghasilkan sekitar 10 meteor per jam selama puncak hujan, menurut EarthSky.org. Hal ini menjadikan malam tanggal 8 Oktober sebagai kesempatan bagus untuk mengamati bintang dengan potensi melihat beberapa bintang jatuh.
Sebagai salah satu konstelasi utara terbesar, Draco paling baik divisualisasikan sepanjang tahun ini sebagai ekor ular zig-zag, membentuk bentuk Z samar-samar di atas Biduk di langit utara-barat laut.
Konstelasi ini adalah rumah bagi pemandangan langit yang dalam, termasuk Nebula Mata Kucing (NGC 6543) yang menakjubkan, Galaksi Kecebong (UGC 10214) dan Galaksi Spindle (M102), menurut Constellation-Guide.com.