GSMA Ramal Penetrasi 5G Indonesia Meroket, dari 3% jadi 32% pada 2030

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 12 September 2024 | 20:06 WIB
Head of APAC GSMA Julian Gorman saat memberi pemaparan terkait potensi 5G di Jakarta/GSMA
Head of APAC GSMA Julian Gorman saat memberi pemaparan terkait potensi 5G di Jakarta/GSMA
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Laporan terbaru Global System for Mobile Communications Association (GSMA) memperkirakan penetrasi jaringan 5G Indonesia akan menembus 32% pada 2030. Meningkat tajam dalam 6 tahun atau dari 3% pada 2024.  

Penetrasi 5G Indonesia lebih tinggi dari Bangladesh (21%) namun masih kalah dari India (49%), Filipina (46%) dan juga dari rerata negara-negara di Asia Pasifik yang mencapai 45% pada 2030 menurut laporan yang berjudul The Economy Asia Pasific 2024. 

Head of APAC GSMA Julian Gorman mengatakan pertumbuhan 5G tidak terlepas dar posisi Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Industri di Indonesia harus bersaing secara global untuk ekspor dan investasi.

“Di seluruh dunia, 5G merevolusi cara sektor industri yang menjadi inti pertumbuhan Indonesia beroperasi dan dapat membuka peningkatan produktivitas ekonomi yang kuat,” kata Julian di Jakarta, Kamis (12/9/2024).

Julian juga mengatakan bahwa dampak transformasional yang dimiliki teknologi seluler termasuk 5G terhadap industri menekankan pentingnya Indonesia untuk membina dan mendorong ekosistem yang dinamis guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan mendorong inovasi.

Investasi tersebut diproyeksikan akan menyumbang US$41 miliar terhadap PDB Indonesia dalam enam tahun ke depan, seiring dengan tingginya kesadaran ekonomi dari teknologi seluler. 

Ilustrasi 5G standalone
Ilustrasi 5G standalone

Temuan GSMA juga mengungkapkan bahwa Indonesia berpotensi mendapatkan investasi sekitar US$18 miliar di industri seluler antara 2024 dan 2030 dengan sebagian besar dialokasikan untuk jaringan 5G. 

Berdasarkan laporan GSMA Intelligence, meskipun 5G masih dalam tahap awal perjalanannya di Indonesia, rencana ambisius pemerintah dan operator mengindikasikan bahwa lebih dari 32% koneksi akan menggunakan 5G pada 2030. Sekitar 67% koneksi diperkirakan akan menggunakan 4G pada tahun 2030 dengan 94% populasi menggunakan smartphone. 

Pada tingkat internasional, teknologi 5G meningkatkan operasi dan protokol keselamatan yang menawarkan peningkatan untuk sumber daya pertambangan kelas dunia di Indonesia. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kemenkominfo mengatakan selain Roadmap Spektrum IMT Indonesia, yang merupakan bagian sentral dari strategi transformasi digital adalah pengembangan dan pelepasan pita frekuensi utama untuk memungkinkan layanan canggih seperti 5G.

Kolaborasi dengan pemangku kepentingan adalah salah satu strategi penting untuk membangun kerangka kerja yang komprehensif bagi visi digital Indonesia dalam pengembangan dan penggunaan teknologi digital di seluruh Indonesia.

"Dengan ini, kami meletakkan dasar untuk peluncuran 5G yang mulus dan seterusnya, menempatkan Indonesia sebagai pemimpin dalam ekonomi digital global," kata Ismail.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper