Kemenkominfo Tunda Lelang Frekuensi 5G 700 MHz dan 26 GHz Jadi Kuartal I/2025

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 12 September 2024 | 13:01 WIB
Logo Kemenkominfo / Bisnis.com- Rika Anggraeni
Logo Kemenkominfo / Bisnis.com- Rika Anggraeni
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memundurkan waktu lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz menjadi awal tahun 2025. Sempat digadang-gadang tahun ini digelar, lelang diundur sesuai permintaan operator seluler

Spektrum frekuensi 700 MHz digadang-gadang sebagai spekturm untuk pengembangan 5G di lapisan bawah dengan cakupan luas.

Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat dan Pos dan Informatika (SDPPI) Kemenkominfo Ismail mengatakan saat ini Kemenkominfo hakikatnya telah siap untuk menggelar lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz tahun ini. Namun, para operator mengirim surat meminta agar kedua spektrum dilelang bersamaan dengan 2,6 GHz. 

Berdasarkan perhitungan operator seluler, lanjut Ismail, dengan ketiga spektrum frekuensi digelar secara bersamaan (700 MHz, 2600 MHz, dan 26 GHz), secara nilai ekonomi akan lebih baik. 

“Menurut jadwal 2,6 GHz (2600 MHz) berakhir pada akhir tahun, jadi kita bisa lelang pada awal 2025. Harapan kami kuartal I/2025. Lelang akan digabung antara 700 MHz, 2,6GHz dan 26 GHz,” kata Ismail di Jakarta, Kamis (12/9/2024). 

Sekadar informasi, pada frekeusni 700 MHz saat ini terdapat pita frekuensi selebar 112 MHz, dari jumlah tersebut yang akan dilelang untuk seluler sebesar 90 MHz. Frekuensi 700 MHz masuk dalam kategori low band yang berarti memiliki cakupan yang luas. 

Sementara itu untuk 2,6 GHz digunakan oleh satelit penyiaran dan akan selesai pada akhir 2024. Ada bandwidth sebesar 150 MHz pada rentang 2.520-2.670 MHz yang dapat digunakan untuk seluler.  2,6 GHz masuk dalam kategori pita frekuensi mid-band yang memiliki keunggulan cakupan luas dan kapasitas besar. 

Terakhir, pita frekuensi 26 GHz yang memiliki karakteristik dapat menampung kapasitas dengan jumlah besar. Frekuensi yang dapat digunakan di pita ini ada lebih dari 1.000 MHz. 

Ismail menambah saat lelang nanti pemerintah akan memberikan insentif yang saat ini masih terus dimatangkan bersama dengan Kementerian Keuangan dan operator seluler. 

Berdasarkan pengakuan operator seluler, kata Ismail, lelang ketiga spektrum lebih baik digabungkan dalam waktu yang sama dibandingkan harus sedikit-sedikit atau digelar setiap tahun. 

“Kalau di 700 MHz dahulu, terus tahun depan 2,6 GHz maka arus kas mereka akan terganggu kalau dilakukan secara terpisah-pisah,” kata Ismail. 

Mengenai harga, Kemenkominfo akan menghitung sesuai dengan kalkulasi harga. Setelah itu akan dihadirkan kebijakan untuk membuat operator makin ringan dalam melakukan pembayaran spektrum. 

“Kebijakan bukan untuk memurahkan harga spektrum tetapi memberikan sebuah kebijakan yang bisa menginsentif sehingga pengeluaran operator tidak besar di awal. Bisa dicicil dan diatur-atur waktu pembayarannya dan lain sebagainya, sehingga cashflow tetap dapat terjaga untuk pembangunannya. Jadi kita jangan berharap hanya terima uang cash di depan tetapi pembangunan lambat,” kata Ismail. 

Ismail juga menuturkan bahwa komitmen operator dalam menggelar 5G juga menjadi perhitungan pertimbangan Kemenkominfo dalam menghadirkan spektrum baru. Pemerintah berharap ke depan penetrasi 5G di Tanah Air makin merata.

“Kalau kita bicara insentif pasti dibelakangnya ada komitmen. Salah satunya adalah percepatan penggelaran infrastruktur 5G,” kata Ismail 

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper