Elon Musk Belum Kantongi Izin, Perangkat Starlink Sudah Dijual Bebas di India

Leo Dwi Jatmiko
Minggu, 18 Agustus 2024 | 12:50 WIB
Antena penangkap sinyal internet Starlink terbaru/ dok. X. com Oleg Kutkov
Antena penangkap sinyal internet Starlink terbaru/ dok. X. com Oleg Kutkov
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perangkat terminal satelit orbit rendah Starlink dijual di platform IndiaMart saat tim Elon Musk masih mengurus perizinan ke badan telekomunikasi India

Hingga saat ini, pemerintah India belum memberikan izin kepada Starlink untuk komersial di India karena masalah isu keamanan. Namun, perangkat penangkap sinyal Starlink ternyata telah dijual bebas di platform IndiaMart, platform ritel besar di negeri tersebut.  

The Hindu melaporkan bahwa Juru bicara SpaceX tidak menanggapi praktik penjualan perangkat secara ilegal tersebut, begitu pula Departemen Telekomunikasi. 

Sementara itu dilansir dari Eurasia Review menyampaikan bahwa Starlink terus berusaha untuk memasuki pasar India dengan membidik 1,4 miliar penduduk India yang sulit mendapat akses internet. 

Starlink mengalami kesulitan untuk mendapatkan restu dari pihak berwenang di New Delhi karena terdapat persaingan yang ketat dari pemain India Reliance Jio (dimiliki oleh Ambanis), Bharti Airtel (dari Sunil Mittal), dan Vodafone Idea di sektor broadband.

Bloomberg melaporkan jika Starlink juga harus mendapatkan persetujuan dari Kementerian Dalam Negeri serta badan keamanan untuk berjualan di India.

Departemen Telekomunikasi dan Pusat Promosi dan Otorisasi Luar Angkasa Nasional India (IN-SPACe), satu-satunya badan yang ditunjuk untuk persetujuan aktivitas luar angkasa di India, menerapkan kebijakan ketat tentang keamanan. 

“Masih ada masalah keamanan,” kata Bloomberg mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya.   

Sementara itu di Amerika Serikat, penyedia layanan internet satelit Viasat telah kehilangan lebih dari separuh pelanggannya sejak satelit orbit rendah milik Elon Musk, Starlink, debut di Negeri Paman Sam. 

Bisnis utama Viasat adalah memberikan akses internet berkecepatan tinggi di daerah-daerah yang sulit terjangkau oleh infrastruktur internet tradisional. Saat ini Viasat menyediakan jaringan komunikasi satelit untuk pemerintah, militer, dan korporasi.

Pada surat yang diberikan kepada para pemegang sahamnya, Viasat mengungkapkan saat ini melayani 257.000 pelanggan untuk bisnis fixed broadband di AS.

Jumlah tersebut berkurang sekitar 346.000 dibandingkan dengan laporan terakhirnya pada September 2020 atau saat Starlink mulai mengundang pengguna pertamanya di AS. 

Angka 257.000 ini juga tampaknya merupakan pertama kalinya Viasat melaporkan secara publik jumlah pelanggannya di AS sejak Mei 2021, ketika basis pelanggannya di AS turun sedikit menjadi 590.000. 

Sejak itu, Viasat tidak lagi memperhatikan jumlah pelanggan dalam pengajuan SEC dan surat pemegang saham. 

Perusahaan juga mengalami penurunan pendapatan dari fixed broadband sejalan dengan anjloknya jumlah pelanggan perumahan, yang menunjukkan bahwa persaingan dari Starlink berdampak buruk pada bisnisnya. 

PCMags melaporkan pada Maret 2024, saingannya HughesNet juga dilaporkan kehilangan lebih dari 200.000 pelanggan tahun lalu di tengah makin populernya Starlink. Meskipun Viasat dan HughesNet memasuki pasar internet satelit bertahun-tahun sebelumnya, SpaceX menonjol karena menawarkan sistem pesaing dengan kecepatan broadband lebih cepat, latensi lebih baik, tanpa batasan data. 

Baik Viasat dan HughesNet telah merespons dengan melakukan peningkatan internet satelit dan berencana untuk mencoba dan menawarkan konektivitas yang lebih baik dengan biaya lebih rendah, dengan Viasat membatalkan kontrak dan batasan data. 

Namun, angka-angka tersebut menunjukkan bahwa Viasat masih tertinggal dibandingkan Starlink, yang kini memiliki lebih dari 1,4 juta pelanggan di AS, meskipun pertumbuhannya masih sangat kecil dan mulai melambat. 

Diketahui pada Agustus 2024, jumlah pelanggan Starlink di AS disebut mencapai 1,4 juta atau bertambah sekitar 100.000 pengguna dibandingkan dengan Desember 2023 yang mencapai 1,3 juta. 

SpaceX membantah pertumbuhan bisnis mereka melambat di AS.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper