Miliarder Polandia Rafal Brzoska Bakal Tuntut Meta atas Iklan Palsu di Facebook

Rika Anggraeni
Rabu, 14 Agustus 2024 | 07:55 WIB
Ilustrasi logo Facebook
Ilustrasi logo Facebook
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Miliarder Polandia Rafal Brzoska dan istrinya bakal menuntut Meta atas iklan palsu di Facebook dan Instagram yang menampilkan wajahnya dan informasi palsu mengenai dirinya yang beredar di platform media sosial.

Rafal Brzoska adalah pendiri dan CEO dari InPost, sebuah perusahaan logistik yang memiliki ribuan loker paket otomatis di Polandia.

Kesuksesan InPost membuatnya menjadi salah satu orang terkaya di Polandia.

Brzoska mengatakan mereka belum memutuskan yurisdiksi untuk mengajukan gugatan yang direncanakan, yang akan menjadi upaya lain secara global untuk meminta pertanggungjawaban raksasa internet atas iklan yang terus muncul bahkan setelah pengguna memberitahu perusahaan tentang masalah.

Dilansir dari Reuters, Rabu (14/8/2024), Brzoska mengatakan telah memberi tahu Meta tentang masalah pada awal Juli, namun gagal menemukan solusi. Untuk itu, dia pun berencana untuk mengajukan gugatan pribadi terhadap Meta dan akan memutuskan dalam beberapa pekan ke depan.

“Kami benar-benar mempertimbangkan semua skenario, termasuk gugatan di Amerika Serikat jika ada kelambanan di Eropa,” kata Brzoska kepada Reuters.

Brzoska mengatakan dia dan istrinya akan menuntut agar Meta berhenti mendapatkan keuntungan dari promosi konten yang melanggar hak mereka dan kompensasi besar yang disumbangkan ke badan amal, memadai untuk tingkat pendapatan iklan dari penyebaran disinformasi jenis ini.

Pekan lalu, Presiden Kantor Perlindungan Data Pribadi mewajibkan Meta Platforms Ireland Limited untuk menghentikan tampilan iklan palsu menggunakan data nyata dan gambar Brzoska dan istrinya di Facebook dan Instagram di Polandia selama tiga bulan.

Sementara itu, Juru Bicara Meta mengatakan perusahaan menghapus iklan palsu dari platformnya ketika perusahaan menemukannya, dan bekerja dengan otoritas lokal untuk melawan penipu.

Meta menyampaikan bahwa penipu menggunakan setiap platform yang tersedia bagi mereka untuk menipu orang dan terus beradaptasi untuk menghindari tertangkap.

“Konten penipuan melanggar aturan kami dan kami menghapusnya ketika kami menemukannya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Juru Bicara Meta juga menegaskan bahwa pihaknya bermitra dengan bisnis, administrasi lokal, dan penegak hukum untuk mengalahkan para penjahat.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper