Starlink Masuk RI, APJII: Sampai Kiamat Fiber Optic yang Terbaik

Rika Anggraeni
Rabu, 14 Agustus 2024 | 15:09 WIB
Pekerja menarik kabel fiber optic di Jakarta, Senin (18/3/2024)/JIBI/Bisnis/Abdurachman
Pekerja menarik kabel fiber optic di Jakarta, Senin (18/3/2024)/JIBI/Bisnis/Abdurachman
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut bahwa serat optik atau fiber optic masih menjadi teknologi terbaik untuk koneksi internet berkualitas tinggi. Serat optik akan tetap ada di tengah disrupsi berbagai teknologi, termasuk Starlink.

Hal itu disampaikan Sekretaris Umum APJII Zulfadly Syam dalam acara The 6th Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS) di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Rabu (14/8/2024).

“Karena ada yang meyakini juga, ini masih asumsi, bahwa sampai kiamat fiber optic yang terbaik saat ini, sampai kiamat, H-1 kiamat. Ada yang meyakini fiber optic ini tumpuan untuk internet koneksi yang berkualitas tinggi,” kata Zulfadly.

Menurut Zulfadly, belum ada teknologi yang menggantikan keberadaan fiber optic. “Teknologi fiber optic itu memperkuat hal-hal yang memang sering membuat fiber optic. Ini sangat luar biasa masih digunakan dan teknologi ini belum ada penggantinya sampai H-1 kiamat, tetapi itulah teknologi saat ini,” ujarnya.

Terlebih, Zulfadly menyampaikan bahwa implementasi Fiber to the Home (FTTH) masih di bawah 30%. Ini artinya implementasi FTTH dinanti di daerah urban atau perkotaan, termasuk di area rural.

Untuk itu, Zulfadly menilai agar industri internet ini tumbuh dengan berkualitas baik, maka membutuhkan teknologi serat optik. Hal ini selaras dengan 49% anggota APJII yang meyakini industri masih di tahap pertumbuhan (growing stage). 

Di sisi lain, tingkat kepadatan penduduk kerap menjadi masalah bagi perspektif pengusaha internet. Hal ini terbukti dengan banyaknya tiang listrik yang tersebar di satu daerah yang padat penduduk dan masih menjadi masalah di seluruh provinsi di Tanah Air.

“Pertama, minta interkoneksi yang cepat, begitu diberikan cepat dengan fiber optic masalahnya estetika. Kemudian bagaimana ke depannya, bagaimana mengkonfirmasi kan teknologi dengan estetika, nah ini menjadi PR di seluruh provinsi,” ungkapnya.

Berdasarkan Survei Internet Indonesia 2024 yang dirilis APJII menunjukkan, tingkat penetrasi internet di Indonesia masih didominasi dari daerah perkotaan (urban) sebesar 82,18% dengan kontribusi mencapai 69,49%. Sedangkan penetrasi di daerah rural mencapai 74% dengan kontribusi hanya 30,51%.

Jika ditinjau dari sisi gender, tingkat penetrasi internet di Indonesia didominasi oleh laki-laki sebesar 87,66% dengan kontribusinya 50,89%. Sedangkan peneterasi internet dari perempuan sebanyak 85,52% yang berkontribusi sebesar 49,11%.

Dari kategori usia, penetrasi internet tertinggi berasal dari generasi Milenial sebesar 93,17%. Generasi ini merupakan kelahiran 1981–1996 atau di rentang usia 28–43 tahun. Menyusul Gen Z sebesar 87,02% yang merupakan kelahiran 1997–2012 di rentang usia 12–27 tahun.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper