Cegah Insiden PDNS Dibobol Terulang, Kominfo Lakukan Langkah Ini

Rika Anggraeni
Jumat, 9 Agustus 2024 | 20:03 WIB
Ilustrasi Data Center atau Pusat Data - Dok. Telkom.
Ilustrasi Data Center atau Pusat Data - Dok. Telkom.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengakui insiden peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya bisa menjadi hikmah sekaligus pelajaran penting yang dipetik (lesson learned) pemerintah.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kemenkominfo, Hokky Situngkir, dalam acara Ngopi Bareng di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Jumat (9/8/2024).

“Harus diakui bahwa berbagai macam lesson yang kita pelajari di insiden PDNS kemarin, itu mempengaruhi gimana kita memperbaiki, proses pengembangan, dan segala macamnya,” kata Hokky.

Akibat insiden serangan PDNS, Hokky menyatakan bahwa pemerintah memberlakukan kebijakan pencadangan data (backup data) dengan tiga lapis.

“Kami menyebutnya backup data konsep 3-2-1, jadi 3 copy datanya, terus 2 medianya yang berbeda, dan 1 data offsite. Jadi backup-nya berlapis-lapis,” jelasnya.

Hokky menuturkan bahwa pelajaran lain yang dipetik dari adanya insiden serangan Brain Cipher ransomware adalah berkaitan dengan keamanan, termasuk kata sandi (password).

“Kita kan kemarin dengar juga, ya, password-nya bikinnya segampang itu. Nah, itu harusnya diperkuat, jelas,” tuturnya.

Menurut Hokky, pentingnya autentikasi multifaktor juga sangat penting. Selain itu, lanjut Hokky, fungsi dari pusat operasi keamanan (security operation center) juga akan lebih ditingkatkan dan didorong. Hokky pun mengingatkan bahwa konsep dari keberadaan PDN bukan sentralisasi layanan, melainkan mengintegrasikan data sehingga terkoordinasi.

“Itu mungkin yang lesson learned. Ada beberapa lesson lagi yang banyak kita evaluasi, itu mungkin lesson learned,” ungkapnya.

Meski demikian, Hokky menyebut bahwa Kemenkominfo belum menghitung kerugian dari serangan PDNS Surabaya yang terjadi sejak 20 Juni 2024 silam.

“Sampai sekarang belum [dihitung kerugian], ya, belum ada angka detail. Tetapi mungkin kalau nanti ada, mungkin akan segera diinformasikan,” tandasnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper