Meta Tunda Pengembangan Kecerdasan Buatan (AI) di Eropa, Terhalang Aturan PDP

Redaksi
Sabtu, 15 Juni 2024 | 17:00 WIB
Logo Facebook di komputer laptop yang ditata di Hastings-on-Hudson, New York, AS/ Bloomberg
Logo Facebook di komputer laptop yang ditata di Hastings-on-Hudson, New York, AS/ Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Raksasa teknologi asal Amerika Serikat yang juga induk Facebook, Meta dikabarkan menunda pengembangan kecerdasan buatan (AI) milik mereka di Eropa karena terbentur aturan pelindungan data pribadi (PDP) regulator Irlandia.

Dilansir dari The Verge, Sabtu (15/6/2024), Meta mengatakan Komisi Perlindungan Data Irlandia meminta perusahaan tersebut untuk menunda pelatihan large language model (LLM) mereka.

Pelatihan bahasa tersebut nantinya menggunakan konten publik yang dibagikan oleh orang dewasa di Facebook dan Instagram.

Meta mengungkapkan kekecawaannya dan yakin bahwa pendekatan mereka mematuhi hukum dan peraturan Eropa. Meta juga mengklaim bahwa mereka lebih transparan dibandingkan dengan kebanyakan mitra di industri ini.

"Hal ini merupakan kemunduran inovasi di Eropa, persaingan dalam pengembangan AI, dan penundaan lebih lanjut dalam memberikan manfaat AI kepada masyarakat di Eropa," tulis Meta dalam blog resmi.

Sebelumnya, Meta sudah mulai memberi tahu pengguna di Eropa bahwa mereka akan mengumpulkan data mereka dan menawarkan opsi untuk tidak ikut serta dalam upaya mematuhi undang-undang privasi Eropa.

Meta juga mengatakan bahwa jika regulator tidak mengizinkan menggunakan informasi pengguna untuk melatih modelnya, Meta hanya dapat menghasilkan produk dengan kualitas rendah.

“Sederhananya, tanpa menyertakan informasi lokal, kami hanya dapat menawarkan pengalaman kelas dua kepada masyarakat. Ini berarti kami tidak dapat meluncurkan Meta AI di Eropa saat ini."

Eksekutif Direktur Risiko Regulasi di Kantor Komisioner Informasi UK Stephen Almond mengatakan regulator di Eropa menyambut baik dengan adanya penundaan ini. Mereka senang bahwa Meta telah mempertimbangkan masalah yang disampaikan dari pengguna layanan mereka di UK dan merespons permintaan untuk menunda.

"Untuk mendapatkan hasil maksimal dari AI generatif dan peluang yang dibawanya, masyarakat harus percaya bahwa hak privasi mereka akan dihormati sejak awal," ujar Almond dalam sebuah pernyataan.

Permintaan penundaan dari DPC ini mengikuti kampanye dari grup advokasi Austria, None of Your Business (NOYB), yang mengajukan 11 keluhan terhadap Meta di beberapa negara Eropa.

Pendiri NOYB Max Schrems mengatakan bahwa keluhan tersebut berkaitan dengan dasar hukum Meta untuk mengumpulkan data pribadi.

“Meta mengatakan bahwa mereka dapat menggunakan data dari sumber apa pun untuk tujuan apa pun dan membuatnya tersedia kepada siapa pun di dunia, selama dilakukan melalui teknologi AI,” ujar Schrems. “Ini jelas kebalikan dari kepatuhan GDPR (peraturan perlindungan data umum).” (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Redaksi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper