Bisnis.com, JAKARTA - Elon Musk menolak keras tuduhan bahwa layanan internet satelit Starlink miliknya menyebabkan kecanduan pornografi di kalangan suku terpencil di Amazon.
Elon Musk segera menanggapi tuduhan itu melalui akun X pribadinya.
"The New York Times tidak sopan dan tidak baik mengatakan hal seperti itu tentang suku tersebut," tulisnya di X Rabu (12/6/2024).
Berita mengenai hal ini pertama kali mencuat lewat artikel dari jurnalis Jack Nicas yang diterbitkan New York Times. Artikel tersebut menceritakan mengenai bagaimana dampak layanan Starlink pada suku Marubo di Brasil.
Dalam artikel tersebut, New York Times menceritakan beberapa orang tua dari suku Marubo mengeluhkan remaja yang terpaku pada ponsel, obrolan grup yang penuh gosip, dan anak di bawah umur yang menonton pornografi.
Setelah publikasi, ratusan media dari seluruh dunia menerbitkan berita yang secara keliru mengklaim bahwa suku Marubo telah kecanduan pornografi.
New York Times akhirnya mengklarifikasi kejadian tersebut dan mengatakan bahwa masyarakat Marubo tidak kecanduan pornografi.
"Tidak ada tanda-tanda mengenai hal ini saat di hutan, dan tidak ada petunjuk mengenai hal ini dalam artikel The New York Times," dilansir The New York Times Jumat (14/6/2024).
Artikel tersebut hanya menyebutkan keluhan dari salah satu pemimpin Marubo bahwa beberapa anak di bawah umur Marubo telah berbagi pornografi di obrolan grup WhatsApp.
Starlink, proyek ambisius SpaceX, bertujuan untuk menyediakan akses internet berkecepatan tinggi di daerah-daerah terpencil di seluruh dunia.
Sejak diluncurkan, Starlink membantu banyak komunitas yang sebelumnya tidak memiliki akses internet, memungkinkan mereka terhubung dengan dunia luar.
Seorang pengacara dan aktivis hak-hak masyarakat adat, Eliesio Marubo mengangkat perdebatan penting tentang kehadiran internet berkecepatan tinggi yang tiba-tiba bagi kelompok masyarakat adat terpencil.
Namun misinformasi yang dihasilkan juga menggambarkan tentang bahayanya internet. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)