Mitratel (MTEL) Raup Untung Usai Starlink Elon Musk Masuk RI

Rika Anggraeni
Sabtu, 1 Juni 2024 | 03:00 WIB
Menara telekomunikasi Mitratel/Dok. Mitratel
Menara telekomunikasi Mitratel/Dok. Mitratel
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel menyatakan bahwa perusahaan menjadi pihak yang paling diuntungkan dengan masuknya layanan satelit orbit bumi rendah Starlink milik Elon Musk ke  Indonesia.

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan bahwa masuknya Starlink ke Indonesia dimanfaatkan emiten bersandi saham MTEL itu untuk menjadi backhaul.

Backhaul sendiri merupakan infrastruktur telekomunikasi yang membuat akses komunikasi data seseorang menjadi lebih cepat. Artinya, tanpa kehadiran backhaul atau jaringan pengalur, masyarakat di suatu lokasi tidak akan mendapat akses internet. 

Pria yang akrab disapa Teddy itu melihat kehadiran Starlink menjadi peluang tersendiri bagi perusahaan. Pasalnya, Mitratel bekerja sama dengan Starlink melalui PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat).

“Kami adalah pihak yang paling diuntungkan dengan adanya Starlink. Stralink ini adalah layanan yang idealnya bisa digunakan untuk menjadi backhaul,” kata pria yang akrab disapa Teddy dalam Paparan Publik Mitratel di Jakarta, Jumat (31/5/2024).

Teddy menjelaskan bahwa backhaul ini digunakan untuk mengaktifkan Base Transceiver Station (BTS) yang sulit mendapatkan konektivitas terestrial.

Menurutnya, hal ini bisa menjadi solusi dengan memanfaatkan satelit berbasis LEO milik Starlink.

“Jadi kami melihat ini [Starlink] sebagai suatu peluang,” ungkapnya.

Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan bahwa perusahaan bekerja sama dengan Starlink sebagai backhaul untuk menjangkau remote area.

Hendra mengaku bahwa Mitratel bisa membangun menara (tower) di wilayah tersebut, sehingga penetrasi internet di daerah rural area akan menjadi lebih mudah dan cepat karena Starlink sebagai penyedia backhaul.

Di samping itu, Hendra menyatakan bahwa dari sisi biaya juga akan lebih efisien.

“Karena Starlink itu biayanya akan dibagikan ke masyarakat yang menggunakan handphone. Jadi masyarakat tidak perlu membeli satelit dan langganan starlink langsung, tetapi cukup menggunakan hp biasa menggunakan ARPU [Average Revenue Per Unit],” tambahnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper