Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan sebanyak 120 perusahaan rintisan atau startup tumbuh melalui program Baparekraf for Startup (BEKUP) 2024. Program ini diklaim telah berhasil membuat 'nafas' startup menjadi lebih panjang.
Sandi mengatakan program ini solusi dalam meningkatkan inovasi dan membangun ekosistem digital yang berkelanjutan dalam industri ekonomi kreatif.
“Kemenparekraf melalui program BEKUP 2024 berkomitmen untuk menginkubasi 120 startup selama 3 bulan,” kata Sandi dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (22/5/2024).
Menurut data Kemenparekraf, sejak 2020 BEKUP sudah memfasilitasi 300 startup dengan berbagai tingkatan.
Kemenparekraf klaim program startup ini berhasil meningkatkan average survival rate startup atau rerata tingkat kelangsungan hidup menjadi 58%, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata startup yang hanya 10%, yang dapat bertahan lebih dari 3 tahun.
Adapun rata-rata peserta yang telah mengikuti BEKUP telah menunjukkan pertumbuhan revenue yang mencapai 256% dan pertumbuhan pelanggan 246% dalam kurun waktu satu hingga dua tahun.
Untuk diketahui, BEKUP merupakan kerja sama dengan Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI). Tahun ini, program BEKUP memasuki tahun ke-8 sejak pertama kali dilaksanakan pada 2016.
BEKUP 2024 akan digelar di enam kota, yaitu Solo, Bogor, Malang, Denpasar, Makassar, dan Medan.
Sementara itu, Direktur Tata Kelola Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Yuana Rochma Astuti mengatakan, adanya BEKUP 2024 bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan melalui keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis startup.
“...sehingga mampu memperkuat kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan pekerjaan di Indonesia,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia Catur Sugiarto menilai, program BEKUP 2024 dapat membantu startup dalam mengembangkan bisnisnya.
Hal ini dilakukan melalui pendampingan, dukungan investasi, fasilitas kantor, akses tenaga ahli, serta pelatihan di berbagai bidang seperti akuntansi, pemasaran, dan legal.
“Tujuan utamanya adalah mengurangi risiko kegagalan yang sering dihadapi oleh startup,” jelas Catur.
