Bisnis.com, JAKARTA - Disrupsi Artifical Intelligence (AI) dalam pengelolaan data center di masa depan akan memunculkan tantangan baru bagi penyedia layanan.
Tantangan yang ada dalam pengelolaan data center mulai dari lonjakan daya yang lebih besar dari sebelumnya, tuntutan fleksibilitas dan skalabilitas dalam penyediaan layanan data, keberlanjutan operasional yang semakin kompleks, hingga dampak lingkungan.
Infrastruktur data center perlu mengakomodasi kebutuhan di masa depan yang harus semakin efisien, fleksibel, tangguh dan sustainable.
Dalam White Paper berjudul “The AI Disruption: Challenges and Guidance for Data Center Design”, Schneider Electric memperkirakan kontribusi beban kerja Artificial Intelligence (AI) terhadap total konsumsi energi data center akan mencapai 15% hingga 20% pada tahun 2028.
Selain itu, beban kerja AI diperkirakan akan terus beroperasi pada densitas yang sangat tinggi. Hal ini menimbulkan tantangan dalam desain manajemen daya, pendinginan, rak, perangkat lunak dan kapasitas back-up power di data center.
Peningkatan penggunaan daya akibat penggunaan AI yang semakin luas di data center dan dalam operasional industri akan meningkatkan emisi karbon dan biaya energi jika tidak dikelola dengan cerdas, efisien, dan terintegrasi.
Sementara itu, komponen seperti sistem pendinginan, back-up power, switchgear juga menjadi krusial dalam memastikan keamanan, keandalan dan ketangguhan operasional data center.
Sistem pendinginan harus siap mengatasi risiko overheating pada server akibat peningkatan beban kerja. Liquid cooling menjadi solusi yang tepat untuk mendinginkan klaster AI yang memerlukan lebih dari 20 kW per rak, di mana air cooling tidak cukup efektif. Switchgear dan back-up power juga perlu memiliki kecepatan, kapasitas daya dan kemampuan prediktif yang dapat mengakomodasi kebutuhan data center masa depan.
Berikut inovasi solusi dari Schneider Electric yang dapat menjawab berbagai tantangan data center:
Liquid Cooling: Tantangan seperti peningkatan kepadatan chip dan rak, keterbatasan ruang, pembatasan penggunaan air, lingkungan IT yang tidak ideal, dan tuntutan untuk mengurangi konsumsi energi membutuhkan inovasi dalam sistem pendinginan.
Liquid Cooling memberikan manfaat bagi pemilik data center, termasuk peningkatan efisiensi hingga 50%, menghilangkan 70-80% panas langsung pada chip / perangkat IT.
SM AirSet: SM AirSeT adalah solusi hijau dan digital terbaru yang memanfaatkan pure air, memungkinkan penyedia data center dan colocation untuk mengurangi dampak lingkungan mereka dan mengoptimalkan pemeliharaan dan operasional.
Dilengkapi dengan fitur digital ESP yang memungkinkan pemeliharaan berdasarkan kondisi, solusi ini dapat menghemat biaya hingga 39% dibandingkan dengan pemeliharaan terjadwal.
Galaxy VL UPS: UPS 3 fase modular yang sangat efisien dan dapat diandalkan dengan kapasitas mulai dari 200 hingga 500 kW dalam satu unit, dilengkapi dengan mode operasi yang fleksibel dan kinerja yang optimal.
Efisiensi hingga 99% dalam mode eConversion yang dipatenkan dan efisiensi 97% dalam mode konversi ganda.
EcoStruxure for Data Center: mengintegrasikan sistem daya, pendinginan, rak dan manajemen perangkat lunak untuk mendukung penerapan peralatan TI di berbagai lingkungan, mulai dari aplikasi Edge berukuran kecil hingga data center Cloud berukuran besar.
Solusi ini memberikan pemahaman menyeluruh kepada penyedia data center dan colocation terkait kinerja data center mereka dan membantu dalam pengambilan keputusan berdasarkan data real-time.