Rumor Merger XL Axiata Smartfren: Gabungan BTS Bakal Lewati Indosat (ISAT)?

Rika Anggraeni
Minggu, 28 April 2024 | 15:30 WIB
Teknisi melakukan pemeliharaan perangkat BTS (Base Transceiver Station) di sebuah tower seputaran Tol Trans Sumatera yang menghubungkan Kota Medan – Tanjung Pura yang berada di Desa Payabakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Senin (25/3)/dok. XL Axiata
Teknisi melakukan pemeliharaan perangkat BTS (Base Transceiver Station) di sebuah tower seputaran Tol Trans Sumatera yang menghubungkan Kota Medan – Tanjung Pura yang berada di Desa Payabakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Senin (25/3)/dok. XL Axiata
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Sederet operator telekomunikasi mengebut infrastruktur jaringan dengan menambah alat penerima dan pemancar sinyal atau base transceiver station (BTS) sepanjang 2023. Terdengar kabar XL Axiata bakal melebur dengan Smartfren, jika benar terjadi, apakah jumlah BTS mereka mampu tandingi Indosat (ISAT) yang lebih dahulu merger dengan Tri Indonesia?

Diketahui, pada 2023, dari sederet nama di atas, Indosat menjadi operator telekomunikasi yang paling getol menambah menara BTS 4G sepanjang 2023. BTS 4G yang dioperasikan Indosat bertambah 42.033 BTS menjadi 179.070 BTS pada akhir tahun lalu.

Perlu diketahui, BTS berfungsi untuk mengirimkan dan menerima sinyal radio ke perangkat komunikasi, seperti telepon rumah, telepon seluler, dan gadget lainnya.

Menara BTS juga memiliki bentuk beragam, mulai dari kaki segi empat, kaki segitiga, hingga pipa panjang.

Berikut jumlah BTS yang dioperasikan Indosat, XL Axiata dan Smartfren pada 2023:

1. Indosat (ISAT)

Indosat Ooredoo Hutchison menambah 42.033 unit BTS 4G sepanjang 2023, sehingga perusahaan mengoperasikan 179.070 BTS 4G pada 2023.

Alhasil, jumlah BTS 4G yang dioperasikan Indosat meningkat 30,7% dibandingkan dengan 2022 hanya sebanyak 137.037 unit BTS. 

Kemudian untuk BTS 2G juga mengalami peningkatan sebesar 26,3% dari 39.875 BTS pada 2022 menjadi 50.361 BTS pada 2023. Adapun, peningkatan BTS 2G terjadi di tengah laju trafik SMS yang meningkat 20,8% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Sementara untuk jaringan 5G, emiten telekomunikasi bersandi saham ISAT itu masih menahan diri dan tidak menambah sama sekali BTS 5G yang dimiliki dalam 1 tahun terakhir. Indosat tetap mengoperasikan 90 BTS 5G pada 2023, sama seperti tahun lalu. 

2. XL Axiata (EXCL)

Hingga akhir 2023, XL Axiata telah menambah jumlah BTS sebanyak 14.101 unit hingga total menjadi 160.124 atau naik 10% yoy. Jika dirinci, 104.993 di antaranya adalah BTS 4G.

Sementara itu, fiberisasi telah mencapai 61% dari total BTS di berbagai penjuru Indonesia. Fiberisasi sendiri merupakan upaya modernisasi jaringan dengan cara menghubungkan BTS melalui jalur fiber, termasuk sekaligus melakukan regenerasi perangkat-perangkat BTS, seperti mengganti perangkat yang selama ini memakai microwave menjadi perangkat fiber. 

Emiten bersandi saham EXCL itu menyebut fiberisasi terbukti mampu meningkatkan kualitas layanan data 4G, serta salah satu langkah perusahaan dalam mempersiapkan jaringan 5G.

3. Smartfren (FREN)

Sepanjang pertengahan 2023, Smartfren telah menambah 2.500 BTS. Rinciannya, Smartfren menambah 2.000 unit BTS yang tersebar di wilayah Jawa dan Jabodetabek, dan 500 BTS di wilayah Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.

Dengan demikian, jumlah BTS yang dimiliki emiten bersandi saham FREN itu mencapai 46.000 unit pada Juni 2023, sedangkan pada 2022 hanya mencapai 43.000 unit. Artinya, Smartfren mampu menambah 3.000 unit BTS pada enam bulan pertama tahun lalu.

Dari jumlah tersebut, maka diketahui sementara ini untuk BTS 4G, dengan asumsi merger XL Axiata dan Smartfren terjadi, BTS 4G yang mereka operasikan secara total mencapai 150.993 untuk BTS 4G saja. Jumlah tersebut mendekati total BTS Indosat yang tercatat sebanyak 179.070 BTS.

Sebelumnya, sumber anonim Bloomberg menyebut pemilik XL Axiata dan Smartfren Telecom (FREN) milik Sinar Mas sedang mendiskusikan struktur transaksi potensial yang akan menciptakan entitas senilai US$3,5 miliar atau setara Rp56,69 triliun (kurs: Rp16.198) dengan sekitar 100 juta pelanggan.

Sebuah kesepakatan bisa melibatkan campuran uang tunai dan saham, kata mereka, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena prosesnya bersifat pribadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper