Jaringan 5G Indosat (ISAT) Tersebar di 7 Wilayah RI, Solo hingga Bali

Rika Anggraeni
Minggu, 28 April 2024 | 14:16 WIB
Karyawan beraktivitas di gerai PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison di Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di gerai PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison di Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison mengungkap bahwa perusahaan telah menjangkau sejumlah wilayah dengan jaringan 5G di Indonesia.

SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Saerang mengatakan bahwa jaringan 5G Indosat kini telah menjangkau wilayah Solo, Karawang, Bandar Lampung, Surabaya, Balikpapan, Makassar, dan Bali.

Namun, Steve menyebut bahwa jaringan 5G memiliki tantangan tersendiri. Menurutnya, sederet tantangan menjangkau jaringan 5G di antaranya, mulai dari spektrum frekuensi yang cukup, infrastruktur yang memadai, serta kesiapan masyarakat dalam menggunakan teknologi baru ini.

Diketahui, Indosat mengoperasikan 90 base transceiver station (BTS) pada 2023. 

“Sembari menunggu kesiapan ekosistem 5G, termasuk infrastruktur, spektrum, perangkat, dan aplikasi, Indosat fokus pada ekspansi jaringan 4G ke seluruh Indonesia hingga ke tingkat kecamatan dan desa,” kata Steve kepada Bisnis, Minggu (28/4/2024).

Di sisi lain, Steve menuturkan bahwa Indosat menilai jaringan 4G masih cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan internet di Indonesia.

“Mengusung semangat Gotong Royong, Indosat berkomitmen untuk berkolaborasi dengan pemerintah, mitra bisnis, dan masyarakat secara luas dalam memajukan pengembangan 5G, guna mempercepat transformasi digital yang merata di Indonesia,” ujarnya.

Sebelumnya, pengamat menilai lelang spektrum 700 MHz yang akan digelar paling lambat Juni 2024 akan mengubah peta persaingan 5G di Indonesia.

Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi menyebut bahwa saat ini cakupan jaringan 5G belum berjalan optimal meski Indonesia telah mengadopsi jaringan ini, sebab kebutuhan spektrum yang belum terpenuhi. Sebab, 5G membutuhkan setidaknya minimal 100 MHz agar berjalan optimal.

“Nah, alokasi spektrum baru kan saat ini belum ada karena masib refarming spektrum frekuensi lama dan besarannya juga tidak sampai 100 MHz. Jadi kecepatan dan daerah yang ada 5G-nya terbatas,” ujar Heru kepada Bisnis, Kamis (25/4/2024).

Tak heran dia memandang masa depan 5G di Tanah Air akan bertumpu pada lelang spektrum frekuensi yang dilakukan tahun ini. “Masa depan 5G akan tergantung bagaimana lelang spektrum 5G di 700 MHz. Kalau [lelang] berjalan dan banyak operator berminat, maka potensi 5G akan berkembang makin besar,” jelasnya.

Di samping itu, menurut Heru, pemanfaatan jaringan 5G juga perlu didorong untuk berkembang. Begitu pun dengan harga smartphone (ponsel pintar) yang mendukung jaringan 5G bisa lebih terjangkau.

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper