RI dan Negara Asia Pasifik Soroti Frekuensi 6G - Starlink Cs APSMC 2024

Rika Anggraeni
Selasa, 23 April 2024 | 09:07 WIB
Ilustrasi 6G/dok.mastel
Ilustrasi 6G/dok.mastel
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan negara-negara di Asia Pasifik mulai menyoroti spektrum frekuensi untuk teknologi baru seperti 6G dan satelit orbit rendah (low earth orbit) seperti Starlink dan OneWeb. Mereka membahas hal tersebut dalam konferensi The 10th Asia Pacific Spectrum Management Conference (APSMC) 2024.

Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kemenkominfo Ismail mengatakan bahwa banyak penyedia teknologi nirkabel baru, konsultan, regulator, dan operator berpartisipasi dalam acara ini untuk berbagi praktik terbaik dalam manajemen spektrum frekuensi 6G dan satelit baru.

“APSMC 2024 diharapkan dapat memberikan wawasan, ide, dan inovasi untuk pengelolaan spektrum yang lebih baik serta implementasi teknologi baru seperti IMT-2030 (6G) dan teknologi satelit baru,” kata Ismail dikutip Selasa (23/4/2024).

Sebelumnya, Hasil sidang World Radiocommunication Conference (WRC) 2023 memutuskan Indonesia dapat menggelar 5G dan 6G di spektrum frekuensi 7 GHz. Terdapat pita selebar 100 MHz di rentang 7025-7125 MHz yang dapat digunakan untuk kedua teknologi baru tersebut. 

Selain itu, sidang WRC 2023 juga memutuskan bahwa Indonesia mendapatkan 2 alokasi baru yaitu pada Dinas Radiolokasi dan Dinas Bergerak Penerbangan. 

“Hasil sidang WRC pita 7 GHz untuk jaringan seluler 5G/6G,” tulis dalam akun instagram SDPPI_Kominfo, dikutip Senin (25/12/2023). 

Dilansir dari Mobile World Live, para peneliti dari Nokia Bell Labs dan Ericsson menyebutkan ketersediaan spektrum dalam rentang sentimeter antara 7GHz dan 15GHz merupakan hal yang penting bagi 6G untuk memenuhi potensinya.

Di samping itu, tambah Ismail, APSMC 2024 juga akan bermanfaat bagi perencanaan dalam menyusun Roadmap Infrastruktur ICT, Roadmap Spektrum untuk Mobile Broadband dan Satelit untuk menyediakan ketersediaan dan cakupan layanan Broadband ke wilayah yang belum terlayani dan meningkatkan kualitas layanan Broadband di Indonesia. Serta, penyiapan industri nasional menuju Visi Indonesia Digital 2045.

Sepakat, Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sarwoto Atmosutarno memandang bahwa konferensi tingkat dunia ini akan bermanfaat bagi semua pemangku kepentingan dan terus memacu ekosistem industri Telematika di Indonesia untuk menuntaskan implementasi 5G. 

“Satelit non geostationer serta guna mengantisipasi perkembangan berbagai teknologi yang berkembang di masa mendatang,” ujarnya.

Sementara itu, Rektor Telkom University (Tel-U) Adiwijaya menyampaikan APSMC 2024 akan menjadi platform bagi para pemangku kepentingan di industri telekomunikasi, badan regulasi, dan akademisi untuk berdiskusi serta berkolaborasi terkait tantangan, peluang, dan tren terkini dalam manajemen spektrum di Asia Pasifik.

“Dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman, kita dapat lebih memahami optimalisasi penggunaan spektrum untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, inovasi teknologi, dan peningkatan layanan publik di secara lebih luas,” kata Adiwijaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper