Bisnis.com, JAKARTA - Dua operator telekomunikasi pemegang izin laik operasi 5G, Telkomsel dan Indosat) memiliki kondisi yang berbeda dalam penggelaran teknologi baru tersebut.
Telkomsel agresif dalam membangun jarigan 5G dengan penambahan base transceiver station (BTS) lebih dari dua kali lipat sementara Indosat stagnan.
Telkomsel memperoleh surat keterangan laik operasi (SKLO) 5G pada Mei 2021. Sementara Indosat meraih SKLO 5G pada Juni 2021. Setelah hampir 3 tahun penggelaran 5G di Tanah Air, jumlah BTS 5G Telkomsel cukup drastis.
Merujuk pada laporan info memo Telkom, induk Telkomsel, jumlah BTS 5G yang dioperasikan Telkomsel mencapai 654 BTS atau bertambah sekitar 374 BTS pada 2023. Jumlah tersebut naik 133% dibandingkan dengan tahun 2022, yang saat itu berjumlah 280 BTS.
“Telkomsel memimpin penggelaran jaringan melalui cakupan dan kualitas untuk mendukung fokus pada Bisnis Digital dan meningkatkan pengalaman pelanggan,” tulis dalam laporan info memo Telkom, dikutip Senin (1/4/2024).
Telkomsel sendiri berencana untuk terus mendorong penggelaran 5G.
Dalam wawancara dengan Bisnis beberapa waktu lalu, Direktur Network Telkomsel Indra Mardiatna mengatakan perusahaan akan terus melakukan penggelaran 5G pada 2024. Penggelaran dengan mempertimbangkan permintaan dan kesiapan ekosistem seperti perangkat dan smartphone.
“Kalau misalnya kita menggelar 5G di daerah yang ekosistemnya belum siap atau belum maksimal maka akan kurang optimal,” kata Indra.
Sementara itu, PT Indosat Tbk. (ISAT) sangat berhati-hati dalam menggelar 5G. Indosat memilih untuk tidak menambah BTS 5G sama sekali pada lalu.
Pada 2023, jumlah BTS yang dioperasikan Indosat berjumlah 90 BTS. Jumlah tersebut sama seperti tahun 2022.
Sementara itu, Ericsson, perusahaan telekomunikasi dan jaringan multinasional yang bermarkas di Swedia, menilai pasar Indonesia 5G masih sangat potensial untuk berkembang. Pengembangan teknologi baru di Tanah Air masih tahap awal sehingga masih dapat dioptimalkan.
Head of Ericsson Indonesia Krishna Patil mengatakan saat ini Ericsson telah berhasil menerapkan jaringan 5G di 152 lokasi langsung di 65 pasar di seluruh dunia.
Di industri telekomunikasi Indonesia, Ericsson telah menjadi bagian integral sejak tahun 1907. Perusahaan berperan untuk membawa berbagai generasi konektivitas dan menjadi pelopor dalam mewujudkan evolusi dari 2G, 3G, 4G, hingga yang terkini 5G.
Ericsson, kata Krishna, berkomitmen untuk menciptakan tahap awal infrastruktur 5G di kawasan Asia Tenggara dan Indonesia serta fokus untuk mengembangkan ragam penawaran layanan bagi konsumen dan perusahaan.
“Hal ini juga terjadi di pasar Indonesia di mana 5G masih ada dalam tahap awal. Untuk mendapatkan manfaat penuh dari konektivitas 5G, sangat penting bagi pemerintah untuk menyediakan spektrum yang memadai,” kata Krishna kepada Bisnis, Rabu (31/1/2024).