Bisnis.com, JAKARTA - Unit bisnis teknologi finansial dari PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), termasuk Gopay, masih mengalami kerugian pada kuartal IV/2023.
Namun, berdasarkan dokumen yang diterima Bisnis, angka rugi ini sudah menurun 77% secara year on year, dari semula Rp743 miliar menjadi Rp168 miliar. Adapun berkurangnya kerugian ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan dan pengurangan insentif.
“EBITDA yang disesuaikan untuk unit bisnis teknologi finansial pada kuartal IV/2023 mengalami perbaikan 77% year-on-year dan 57% quarter-on-quarter, menjadi -Rp 168 miliar,” dikutip dari keterangan GoTo, Kamis (21/3/2024).
Lebih lanjut, pendapatan bruto yang dihasilkan platform keuangan Grup GoTo ini meningkat 26% secara year on year pada kuartal IV/2023. Selain itu, gross transaction value (GTV) pada kuartal tersebut juga meningkat 5%.
Diketahui, pada kuartal IV/2022 GoPay mencatatkan GMV sebesar Rp98,58 triliun. Sementara pada kuartal IV/2023, GMV GoPay mencapai Rp103,22 triliun.
“Apabila mengesampingkan bisnis merchant payment gateway, tumbuh 18% quarter-on-quarter dan 8% year-on-year,” keterangan GoTo.
Kemudian, jumlah pinjaman yang diberikan (outstanding loan) dari bisnis pinjaman konsumen GoTo, termasuk layanan paylater (BNPL) dan pinjaman tunai mengalami kenaikman sebesar 32%.
Dengan demikian, pada kuartal IV/2023 jumlah pinjaman yang disediakan GoPay mencapai Rp1,9 triliun. Adapun tingkat non performing loan atau tingkat pinjaman bermasalah yang melebihi 90 hari hanya 1,3%.
Lalu, lebih dari 70% pinjaman pada kuartal IV/2023 yang disalurkan GoPay merupakan hasil kerja sama dengan mitra GoTo, Bank Jago. Angka inipun meningkat 10 basis poin dari kuartal sebelumnya yang berada di angka 60%.
Baca Juga Cara Simpel Daftar GoPay Premium |
---|
“Kedua perusahaan akan terus berkolaborasi untuk meningkatkan pertumbuhan pinjaman dalam ekosistem GoTo di 2024,” tulis pernyataan tersebut.
Adapun per Desember 2023, aplikasi GoPay sudah diunduh lebih dari 10 juta kali.