SpaceX Teken Kontrak Intelijen, Perang Satelit Mata-mata AS China Memanas

Redaksi
Senin, 18 Maret 2024 | 10:25 WIB
Peluncuran Satelit Yaogan-41 milik China/tangkapan layar X.com
Peluncuran Satelit Yaogan-41 milik China/tangkapan layar X.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - SpaceX, perusahaan wahana antariksa milik Elon Musk, dikabarkan tengah membangun pengembangan jaringan satelit mata-mata intelijen Amerika Serikat.

Lima sumber dari Reuters menyatakan bahwa unit Starshield SpaceX telah memiliki kontrak untuk membangun ratusan jaringan satelit mata-mata kepada National Reconnaissance Office atau Kantor Pengintaian Nasional Amerika Serikat (NRO) sejak 2021.

Melansir dari laporan Reuters Senin (18/3/2024), kontrak jaringan unit bisnis Starshield SpaceX ini bernilai US$1,8 miliar atau Rp28 triliun.

Laporan tersebut tidak dapat mengonfirmasi kapan jaringan tersebut akan beroperasi atau perusahaan mana saja yang terlibat.

Namun, basis data objek ruang angkasa AS mencatat daftar satelit yang diluncurkan oleh SpaceX, meskipun perusahaan dan pemerintah tidak mengakuinya. Beberapa sumber juga mengonfirmasi bahwa objek-objek tersebut hanya prototipe Starshield.

Menurut tiga sumber dari Reuters, sekitar satu lusin prototipe telah diluncurkan sejak tahun 2020, bersama dengan satelit lainnya pada roket Falcon 9 milik SpaceX.

NRO juga sebelumnya menyatakan bahwa mereka sedang mengembangkan sistem intelijen yang paling mumpuni di dunia dan sedang bekerja sama dengan instansi pemerintah, perusahaan, dan lembaga penelitian.

“Kami memang sedang mengembangkan sistem intelijen, pengawasan, dan pengintaian berbasis ruang angkasa yang paling mumpuni, beragam, dan tangguh yang pernah ada di dunia,” kata seorang juru bicara menurut laporan Reuters.

Menurut sumber tersebut, program ini akan meningkatkan kemampuan pemerintah dan militer AS untuk menemukan target hampir di seluruh dunia dengan cepat.

Satelit-satelit tersebut nantinya akan melacak target di lapangan dan membagikan data tersebut kepada intelijen dan militer AS.

Mereka menambahkan bahwa pada intinya, program ini akan memungkinkan pemerintah AS untuk dengan cepat mengambil gambar terus-menerus dari aktivitas di daratan hampir di mana saja di dunia, membantu operasi intelijen dan militer.

"Tidak ada yang bisa sembunyi," kata salah satu sumber mengenai kemampuan satelit jaringan ini.

Jaringan Starshield adalah bagian dari persaingan yang makin meningkat antara Amerika Serikat dengan para pesaingnya untuk menjadi kekuatan militer utama di luar angkasa.

Salah satu strateginya adalah dengan memperluas sistem satelit mata-mata dari pesawat luar angkasa yang besar dan mahal di orbit yang lebih tinggi ke jaringan yang luas dan berada pada orbit rendah. Hal ini memungkinkan pemetaan Bumi yang lebih cepat dan hampir konstan.

NRO mencakup personel dari Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat dan CIA, serta menyediakan citra satelit rahasia untuk Pentagon dan badan intelijen lainnya.

Sebelumnya, pada Desember 2023, China meluncurkan 3 satelit pengintai Yaogan. Sementara itu Pengamat Satelit di Barat percaya bahwa Yaogan digunakan untuk keperluan militer.

Satelit Yaogan-39 (05) dibuat oleh Shanghai Academy of Spaceflight Technology (SAST) dan China Academy of Space Technology (CAST) di Beijing. Keduanya anak dari China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC), kontraktor luar angkasa utama milik negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper