2 Kali Ledakan Dahsyat Matahari Terjadi, Apa Dampaknya pada Bumi?

Redaksi
Minggu, 25 Februari 2024 | 11:53 WIB
2 Kali Ledakan Dahsyat Matahari Terjadi, Apa Dampaknya pada Bumi? /Instagram @lapan_ri
2 Kali Ledakan Dahsyat Matahari Terjadi, Apa Dampaknya pada Bumi? /Instagram @lapan_ri
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Belum sampai pertengahan 2024, para ilmuwan mencatat adanya tiga kali ledakan pada matahari. Ledakan ini diklaim menjadi yang terkuat, di mana sebelumnya sempat terjadi pada tahun 2017.

Laporan dari Live Science menerangkan ledakan itu terjadi dalam waktu kurang 24 jam. Sebelumnya, pada 21 Februari terdapat “Erupsi” dari matahari sebanyak dua kali dalam waktu 7 jam.

Bahkan menurut Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada 22 Februari, terdapat ledakan lima kali lebih kuat dibandingkan sebelumnya.

Aktivitas ini lantaran adanya penyebaran bintik gelap yang disebut sebagai AR3590. Bintik ini mempunyai medan megnet yang tidak stabil dan sangat kuat. AR3590 juga berpotensi menyemburkan lontaran massa koronal (CME) dalam jumlah besar.

Tak jauh berbeda dari laporan Earth Sky yang mencatat semburan lidah matahari sebanyak enam kali dalam 24 jam terakhir yang berasal dari bintik tersebut. Terbaru, pada 24 Februari, AR3590 menghasikan 17 suar yang mempengaruhi gelombang elektromagnetik, di antaranya:

1. Pada 23 Februari, M1.0 menyala pada pukul 13.28 UTC yang mengakibatkan pemadaman radio di pantai timur laur Brazil. Pukul 15.53 UTC, M1.5 mematikan saluran radio di Brazil Utara. Pukul 16.20 UTC, M1.0 mengantam gelombang radio di Amerika Selatan. Pukul 17.47 UTC, M2.7 mematikan gelombang radio di Kepulauan Galapgos di Samudera Pasifik Selatan.

2. Pada 24 Februari, M4.5 mengalami erupsi pada pukul 6.34 UTC, yang mengakibatkan pemadaman radio di Samudra Hinda Selatan. Terakhir, M2.2 menyala pada pukul 10.57 UTC yang berimbas pada pemadaman radio di pantai barat Afrika Selatan

Ilmuwan dari National Oceanic and Atmispheric Administration (NOAA) memperingati adanya beberapa wilayah yang akan diterangi matahari dan terganggunya frekuensi radio selaman sekitar satu jam. Pihak NOAA memprediksi hal ini terjadi di wiayah Pulau Paskan di Samudera Pasifik Selatan.

Para ilmuwan memprediksi desas-desus puncak aktivitas mataharu berlangsung pada tahun 2025 yang saat ini juga jadi perbincangan hangat oleh masyarakat luas.

Mereka percaya titik maksimum matahari akan berlangsung pada paruh pertama tahun ini dan aktivitasnya tidak jaug berbeda dengan sebelumnya.

Lonjakan solar matahari secara signifikan juga tidak menutup kemungkinan terjadinya ledakan lebih dahsyat dan mampu melontarkan CME ke bumi dalam jumlah besar. Hal ini turut membuka potensi besar terjadinya badai matahari. (Muhammad Sulthon Sulung Kandiyas)

Berlangsungnya aktivitas tersebut memang sedang tahap pemantauan dan analisis lebih lanjut dari para ahli Astronomi. Hal ini menjadi kekhawatiran bagi semua penduduk di bumi lantaran amukan itu bisa mengakibatkan semburan erupsi yang berimplikasi terhadap sistem elektronik.

Tak hanya itu, padamnya listrik dan perubahan iklim juga menjadi rentetan yang menakutkan jika terjadi badai matahari. Walaupun begitu, badai matahari mampu mengeluarkan tampilan cahaya yang menakjubkan. Seperti Cahaya Utara (Aurora Borealis) dan Cahaya Selatan (Aurora Australis).

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper