Bisnis.com, JAKARTA – Badan Antariksa Amerika Serikat (AS) NASA lagi mencari partisipan untuk program simulasi misi ke permukaan Mars selama 1 tahun. Misi bernama CHAPEA tersebut dijadwalkan terlaksana pada musim semi 2025.
Mengutip keterangan resmi NASA, misi tersebut melibatkan 4 kru sukarelawan yang akan bekerja di habitat 3D seluas 1,700 kaki persegi di Johnson Space Center NASA di Houston, AS.
“Lokasi yang disebut Mars Dune Alpha ini mensimulasikan tantangan misi di Mars, termasuk keterbatasan sumber daya, kegagalan peralatan, penundaan komunikasi, dan penyebab stres lingkungan lainnya,” tulis NASA dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (22/2/2024).
Nantinya, kru partisipan bakal melakukan sejumlah simulasi, mulai dari berjalan di luar angkasa, mengoperasikan robot, pemeliharaan habitat, olahraga, sampai dengan bercocok tanam.
Kriteria kru yang bertugas adalah warga negara AS atau penduduk tetap yang sehat, tidak merokok, berusia 30-35 tahun, mahir berbahasa Inggris untuk komunikasi yang efektif antara kru dan pengontrol misi.
Bagi pelamar calon astronot terdapat kriteria tambahan. Yakni, memiliki gelar master di bidang teknik, matematika, ilmu biologi, fisika, atau komputer dari lembaga terakreditasi dengan pengalaman minimal 2 tahun atau 1.000 jam.
Baca Juga Ilmuwan Temukan Lautan Es di Planet Mars |
---|
Kandidat yang menyelesaikan 2 tahun bekerja menuju program doktoral di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM), menyelesaikan gelar kedokteran, atau program uji coba juga akan dipertimbangkan.
Selain itu, pelamar yang menyelesaikan pelatihan perwira militer atau gelar sarjana sains di bidang STEM dengan 4 tahun pengalaman profesional juga bakal dipertimbangkan.
“Batas waktu pelamar adalah Selasa, 2 April 2024,” tulis NASA.
Sebelumnya, pada Januari 2024 Badan Antariksa Eropa (ESA) menemukan lautan air yang mampu menutupi Mars dengan kedalaman antara 4,9 dan 8,9 kaki (1,5 dan 2,7 meter), terkubur dalam bentuk es berdebu di bawah ekuator planet tersebut.
Temuan ini dibuat oleh misi Mars Express milik ESA, sebuah pesawat ruang angkasa veteran yang telah terlibat dalam operasi sains di sekitar Mars selama 20 tahun.
Meskipun ini bukan pertama kalinya bukti adanya es ditemukan di dekat ekuator Planet Merah, penemuan baru ini sejauh ini merupakan jumlah es air terbesar yang terdeteksi di sana sejauh ini dan tampaknya menyamai penemuan air beku sebelumnya di Mars.
“Menariknya, sinyal radar cocok dengan apa yang kita harapkan dari lapisan es dan mirip dengan sinyal yang kita lihat dari lapisan kutub Mars, yang kita tahu sangat kaya akan es,” kata pemimpin peneliti Thomas Watters dari Smithsonian Institution di Washington. Amerika Serikat dalam pernyataan ESA dilansir dari Livescience.
Endapannya tebal, terbentang 3,7 km (2,3) mil di bawah tanah, dan di atasnya ditutupi lapisan abu yang mengeras dan debu kering setebal ratusan meter. Es tersebut bukanlah balok murni tetapi sangat terkontaminasi oleh debu. Meskipun keberadaannya di dekat khatulistiwa merupakan lokasi yang lebih mudah diakses oleh misi berawak di masa depan, terkubur begitu dalam berarti akan sulit untuk mengakses air es tersebut.
Sekitar 15 tahun yang lalu, Mars Express mendeteksi endapan di bawah formasi geologi yang disebut Formasi Medusae Fossae (MFF), namun para ilmuwan tidak yakin apa isi endapan tersebut. Geografi Mars terbagi antara dataran tinggi utara dan dataran rendah selatan, dan MMF besar sepanjang 5.000 km terletak di dekat perbatasan antara keduanya.