Bisnis.com, JAKARTA - Di awal tahun 2024 ini, kita berada pada masa dimana dunia bisnis menghadapi tantangan ekonomi dan geopolitik yang signifikan. Tantangan tersebut menjadi semakin kompleks dengan perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) terutama NLP (Natural Language Processing) dengan LLM (Large Language Model) serta Generative AI (Gen-AI).
Secara ekonomi, kekhawatiran tentang inflasi tinggi, potensi resesi, krisis energi, tingkat utang yang tinggi, dan disrupsi teknologi, menjadi permasalahan yang penting. AI telah mengubah cara kita melakukan pekerjaan dan operasi bisnis, menciptakan peluang sekaligus tantangan dalam hal etika dan lapangan pekerjaan.
Perkembangan geopolitik juga mempengaruhi dunia bisnis. Persaingan global dalam pengembangan AI mempengaruhi keamanan siber, strategi perdagangan, dan perang informasi. Isu perubahan iklim, dampak berkelanjutan dari pandemi COVID-19, perang di timur tengah, dan krisis migrasi global juga merupakan hal-hal yang tidak luput perlu diperhatikan sebagai faktor yang akan mempengaruhi perkembangan bisnis.
Dalam situasi yang kompleks ini, kepemimpinan bisnis yang efektif menjadi sangat penting untuk menavigasi tantangan-tantangan tersebut dan mengubahnya menjadi peluang. AI dapat menjadi senjata pamungkas para pemimpin bisnis untuk melakukan strategi perubahan yang diperlukan dengan adaptasi dan inovasi yang berkelanjutan.
Survey McKinsey, pada laporan The state of AI in 2023: Generative AI’s breakout year, pada pertengahan April 2023 menunjukkan bahwa Gen-AI telah banyak diadopsi oleh profesional di dunia kerja, terutama mereka yang berada di Amerika Utara, untuk meringankan pekerjaan mereka.
Sebanyak 79% dari responden menyatakan bahwa mereka telah terpapar terhadap teknologi ini, dan 22% bahkan sudah menggunakannya secara teratur dalam alur kerja mereka sendiri. Di tingkat organisasi juga sudah secara umum menggunakan teknologi ini.
Sepertiga dari semua responden mengatakan organisasi mereka sudah secara teratur menggunakan Gen-AI, yang berarti sudah 60% dari organisasi yang menggunakan teknologi AI, sudah menggunakan Gen-AI terbaru. 40% sisanya menyatakan ingin segera menggunakan dan berinvestasi lebih banyak pada teknologi AI.
Fungsi bisnis yang paling sering dilaporkan menggunakan Gen-AI terbaru ini sama dengan area di mana penggunaan teknologi AI umum secara keseluruhan, yaitu: pemasaran dan penjualan, pengembangan produk dan layanan, serta operasional layanan, seperti layanan pelanggan dan dukungan back-office.
Ketiga sektor tersebut serta sektor rekayasa perangkat lunak, menunjukkan potensi untuk memberikan sekitar 75 persen dari total nilai tahunan kasus penggunaan Gen-AI.
Pemanfaatan NLP bersama dengan Gen-AI dapat merevolusi cara bisnis berinteraksi dengan data dan audiens mereka. NLP memungkinkan mesin untuk memahami, menafsirkan, dan merespons bahasa manusia dengan cara yang alami melalui teks dan suara, menjadikannya suatu alat yang sangat berharga untuk meningkatkan layanan pelanggan, juga dalam manajemen dan memanfaatkan aset data perusahaan dengan lebih optimal.
Dengan menggunakan NLP, perusahaan dapat menganalisis volume data besar untuk mengekstrak insight, tren, dan pola, membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan melakukan analitik prediktif. Gen-AI mendorong peningkatan kreativitas dan inovasi, khususnya dalam pemasaran, desain, dan pembuatan konten.
Teknologi ini memungkinkan personalisasi dalam level yang sangat tinggi untuk meningkatkan customer experience dalam layanan dan produk, sekaligus membantu pengambilan keputusan berdasarkan data melalui analisis yang canggih. Teknologi ini juga memainkan peran krusial dalam komunikasi multibahasa, memecahkan hambatan bahasa dalam memahami pelanggan.
Saya pikir, penggunaan NLP dan Gen-AI secara optimal tidak hanya membuka peluang baru untuk inovasi, mempercepat proses kerja, melakukan efisiensi operasi bisnis tetapi juga dapat memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan. Oleh karena itu, para pemimpin bisnis harus dapat segera memahami teknologi ini dan bagaimana agar dapat dengan cepat mengadopsinya dalam strategi bisnis perusahaan ke depan, baik itu dengan memanfaatkan internal resource maupun mendapatkan konsultansi dari pihak eksternal.
Saya mempercayai bahwa sebagai pemimpin bisnis, harus mampu menavigasi perubahan teknologi, mengelola risiko, dan mengambil keputusan tepat terkait investasi dan penerapan teknologi AI dengan memiliki pemahaman yang baik terhadap teknologi tersebut.
Dengan demikian, kita akan dapat menciptakan strategi yang jitu untuk pertumbuhan bisnisnya. Kepemimpinan bisnis yang visioner dan adaptif tidak hanya akan mendorong pertumbuhan dan stabilitas perusahaan, tetapi juga membantu dalam menciptakan solusi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk tantangan global.