Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan raksasa teknologi Microsoft optimistis Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan industri kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Direktur Legal, Korporasi, dan Hubungan Pemerintahan Microsoft Asean Jasmine Begum bahkan mengatakan hal ini tidak terlepas dari banyaknya perusahaan rintisan (startup) berbasis AI, jumlah penduduk yang banyak, dan angkatan kerja yang banyak.
“Ini bukan hanya momentum untuk AI, tetapi momentum AI dari Indonesia,” ujar Jasmine di acara Sarasehan Nasional AI yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo, Elsam, Atma Jaya, dan Bisnis Indonesia, Jumat (19/1/2024).
Jasmine pun mengapresiasi pemerintah yang dengan sigap langsung membentuk regulasi terkait AI, untuk mengatur peta jalan perkembangan AI di Indonesia. Apalagi, kata Jasmine, Indonesia merupakan negara pertama di Asean yang membuat regulasi terkait AI.
Lebih lanjut, Jasmine mengatakan dari 72 startup berbasis AI di Indonesia, 11 di antaranya merupakan startup AI terbesar di Asia.
Oleh karena itu, Jasmine mengaku menunggu-nunggu bagaimana startup itu dapat berkembang bukan hanya di seluruh Indonesia, tetapi juga ke daerah-daerah terpencil dan luar Indonesia.
“Saat saya melihat jumlah startup AI di seluruh wilayah, kami juga melihat peluang untuk tidak hanya mengembangkan ekosistem, tetapi juga bagi masyarakat terpencil, masyarakat yang berada di wilayah yang jauh dapat memperoleh manfaat dari penggunaan AI,” ujar Jasmine.
Lebih lanjut, Jasmine mengaku kehadiran AI akan membuat sejumlah orang kehilangan pekerjaan. Namun, di sisi lain, katanya, banyak peluang baru yang terbuka.
Jasmine mengaku hal ini sudah dilihatnya di India. Dia bercerita, banyak nelayan dari pelosok yang menggunakan AI untuk berkomunikasi dan mengakses beberapa fasilitas serta layanan baru.
Oleh karena itu, Jasmine mengajak para talenta digital Indonesia untuk memanfaatkan AI untuk menciptakan peluang yang lebih besar, kemajuan sosial, serta ekonomi yang lebih cepat.
“Saya ingin melihat Indonesia terus mempelopori upaya-upaya ini,” tutup Jasmine.
Sebagai informasi, sebelumnya Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan AI akan membawa nilai ekonomi yang sangat signifikan. Pada 2023, nilai pasar global AI diprediksi mencapai US$142,3 miliar atau sekitar Rp2.199 triliun.
Adapun pada 2030, AI akan berkontribusi pada PDB Asean hingga US$1 triliun atau sekitar Rp15.456 triliun. Menurut Nezar, sekitar 40% atau US$366 miliar di antaranya akan berasal dari Indonesia.