Kisah Miris Startup Fintech, Xendit hingga Flip PHK Massal Karyawan

Crysania Suhartanto
Selasa, 23 Januari 2024 | 12:30 WIB
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Selain fintech, ritme serupa juga ditemukan pada dua startup legendaris Indonesia yang tutup pada Desember 2023 dan awal 2024, seperti Pegipegi dan Zenius.

Pada 4 Januari 2024, startup edukasi Zenius memutuskan untuk menghentikan operasinya akibat tantangan operasional di tengah musim dingin teknologi.

“Kami mengambil langkah strategis untuk menghentikan operasi secara sementara, tetapi kami menjamin bahwa kami tidak akan berhenti berusaha untuk menjalankan dan mewujudkan visi untuk merangkul Indonesia yang cerdas, cerah, dan asik,” tulis dalam keterangan resmi Zenius, dikutip Kamis (4/1/2023). 

Logo Zenius
Logo Zenius

Padahal pada 2022, modal ventura milik Telkom MDI Venture sempat menyuntikan dana dengan jumlah yang tidak disebutkan untuk mendukung pengembangan lebih lanjut dan perluasan ekosistem pembelajaran Zenius. 

Sementara Pegipegi, startup biro perjalanan daring (OTA) ini resmi tidak beroperasi mulai 11 Desember 2023. "Dengan berat hati, hari ini per tanggal 11 Desember 2023 Pegipegi harus pamit," tulis dalam laman resmi. 

 Asosiasi Modal Ventura untuk Start-Up Indonesia (Amvesindo) berpandangan bahwa tren investasi pada 2024 akan lebih menyasar perusahaan rintisan atau startup yang sudah mengarah ke profit, bukan yang mengandalkan inovasi dan bakar uang.

Bendahara Amvesindo Edward Ismawan mengatakan investor akan lebih tertarik pada startup yang sudah matang daripada perusahaan tahap awal.

"Ada tren untuk berinvestasi pada startup yang tidak hanya menunjukkan inovasi, tetapi juga memiliki jalur yang jelas menuju profitabilitas," ujar Edward kepada Bisnis.

Adapun Edward mengatakan sektor yang akan paling banyak disasar secara global adalah bidang seputar kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), energi terbarukan, dan blockchain. Sementara di Indonesia sendiri, kata Edward, sektor cukup menarik adalah sektor yang berhubungan dengan lingkungan, masyarakat, hingga iklim.

Kendati demikian, Ketua Amvesindo Eddi Danusaputro mengatakan fintech masih bisa dianggap menarik, jika memiliki beberapa syarat tertentu. Mulai dari valuasi di periode sebelumnya hingga perbandingan dengan perusahaan sejenis.

“Harus dilihat kasus demi kasus. Merujuk ke valuasi di periode sebelumnya dan juga benchmarking ke perusahaan sejenis,” ujar Eddi kepada Bisnis.

Halaman:
  1. 1
  2. 2

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper